Boom! Jihan Audria Terus Lari, Baju Temannya Berlumuran Darah

Boom! Jihan Audria Terus Lari, Baju Temannya Berlumuran Darah
Jihan Audria. Foto: JAWA POS PHOTO

Terakhir operasi sekitar pukul 06.00. Sekitar pukul 09.00, Yogi dipindah dari ruang operasi di lantai 5 ke ICU di lantai 4.

Yogi adalah anak pertama di antara tiga bersaudara. Menurut Yuli, sejak kecil anaknya yang bertinggi badan 182 cm itu memang bercita-cita menjadi polisi. ’’Karena melihat mbahnya pelatih Brimob resimen pelopor,’’ ungkap Yuli.

Yogi sempat mencoba masuk akademi imigrasi, tapi nasib akhirnya membawanya ke cita-cita awal sebagai polisi. ’’Anaknya ini masih polos. Sehari-hari masih suka main hape (telepon seluler) saja,’’ ujar Yuli.

Lewat telepon seluler pula Yogi terakhir berkabar kepada sang bapak sekitar lima jam sebelum ledakan bom pertama pada pukul 21.00 WIB.

’’Dia kasih tahu dapat tugas mendadak ke Kampung Melayu. Mengawal kirab jelang Ramadan FPI,’’ ujar Yuli.

Dia lantas menunjukkan pesan pendek tersebut. Yogi keliru menuliskan FPI dengan FBI. Dia lantas meralatnya pada pesan berikut.

Lalu, siapakah yang berusaha mengangkat tubuh Yogi seusai ledakan pertama? Apakah Nugroho Agung Laksono yang juga mengalami luka parah? Karena masih membutuhkan perawatan intensif dan akses dibatasi, keduanya belum bisa dimintai konfirmasi.

Yang pasti, Dewi Sunarti, ibunda Agung, menuturkan, ketika bom pertama meledak, sang anak yang bekerja sebagai sopir Kopaja S612 itu sedang menikmati minuman dingin sembari menunggu penumpang.

Bripka Yogi Aryo Yudistiro merupakan salah satu korban peledakan bom di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5) malam. Dia mengalami

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News