Bosan Jadi Laki-Laki, Avika Warisman Berganti Kelamin Menjadi Perempuan

Merasa Feminin sejak Duduk di Bangku SMP

Bosan Jadi Laki-Laki, Avika Warisman Berganti Kelamin Menjadi Perempuan
JADI CANTIK: Avika kini semakin percaya diri setelah menjalani operasi kelamin. Insert: Avika saat belum menjalani operasi. Foto: Panji Lanang Satriadin/Radar Nganjuk

Selama operasi berjalan, anak kedua di antara tiga bersaudara itu menyatakan selalu didampingi sang ibu, saudara, serta teman-teman dekatnya. Dukungan dan kehadiran mereka dirasakan Avika sebagai pemacu semangat sehingga mental dan fisiknya siap menjalani operasi.

Tetapi, karena dukungan itu pula, Avika sempat merasa takut dan grogi menanti detik-detik memasuki ruang operasi. Meskipun, di balik dukungan orang-orang terdekat tersebut, Avika tetap merasa ada satu sosok penting yang tidak bisa menjadi saksi sejarah hidup dirinya.

’’Ayah saya (almarhum Suparman, Red) sudah meninggal setahun lalu,’’ ucap Avika menunjukkan raut sedih.

Sejak kecil Avika begitu mengagumi sosok sang ayah. Menurut dia, dukungan (ganti kelamin) pertama justru datang dari sang ayah yang sempat memberikan pesan terakhir sebelum meninggal. Almarhum merestui keinginan Avika untuk menjalani operasi ganti kelamin.

’’Setelah ayah meninggal, gantian mama yang semangat kasih dukungan,’’ ujarnya.

Bahkan, sang ibulah yang beberapa kali menyemangati ketika Avika tiba-tiba down dan ragu-ragu. ’’Mereka (orang tua, Red) mikir gimana ke depannya aku. Daripada hidup nggak jelas, lebih baik operasi,’’ ungkapnya.

Lantas, berapa biaya yang dihabiskan Avika untuk menjalani operasi ganti kelamin itu? Dia tampak enggan menyebutkan nominal yang sudah dihabiskannya. Menurut dia, semua yang sudah dikeluarkan sebanding dengan yang didapat saat ini. Bukan hanya operasi, Avika juga ’’menyempurnakan’’ penampilannya dengan melakukan terapi suntik hormon. ’’Iya, memang ada terapi untuk suntik hormon,’’ jelasnya.

Ayah dan ibu Avika, rupanya, sudah lama menyadari bahwa anak laki-lakinya itu tidak nyaman dengan kondisi psikologisnya. Avika kali pertama menceritakan keinginannya berganti kelamin itu kepada beberapa teman dan kerabat dekatnya sekitar dua tahun lalu. Saat itu, dia mendapat banyak tentangan serta penolakan, bahkan sempat dicap tidak waras.

Melakukan perubahan jenis kelamin merupakan keputusan besar dan berani. Misalnya, pengalaman pemuda asal Nganjuk ini yang belum genap sebulan menjalani

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News