Boyong Keluarga Tinggalkan Indonesia Demi Menjadi Guru

Boyong Keluarga Tinggalkan Indonesia Demi Menjadi Guru
Kepala Sekolah Indonesia Bangkok, Tjatur Prasetyawati (tengah,blazer hitam) bersama jajaran guru. Foto: Afni Zulkifli/JPNN
Kemudian mengambil Sarjana (S1), jurusan Bahasa Inggris di Universitas Semarang dan mengambil gelar master (S2) jurusan manajemen pendidikan di Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Berpindah-pindah tugas baginya sudah biasa. Pengalaman sebagai guru di SMPN 1 Banyubiru, SMPN 2 Ambarawa dan sebagai kepala sekolah di SMPN 4 Bringin, SMPN 3 Tuntang dan Kepala Sekolah di SMP 2 Tuntang, Kab.Semarang.

Ibu dari satu putri ini, tercatat memiliki banyak prestasi. Kecintaannya pada bahasa Inggris yang dipadukannya dengan rasa cinta menjadi seorang guru, mengantarkannya menjadi Guru Teladan Se Jawa Tengah tahun 1999 tingkat SMP.Tjatur juga aktif mengikuti bahkan menjadi penggerak berbagai kegiatan bertema pendidikan. Salah satunya ia berhasil menarik minat pihak luar negeri, JICA Jepang tertarik mempelajari sistem pendidikan di Indonesia khususnya di Kab.Semarang, Jawa Tengah.

Tjatur juga pernah mengikuti seminar dan simposium pendidikan di Jerman tahun 2005. Saat itu, Tjatur menjadi satu-satunya utusan dari Indonesia.Karena berbagai prestasinya itu pula, Tjatur akhirnya ditugasi Dinas Pendidikan Kab.Semarang Jawa Tengah untuk ikut seleksi kepala sekolah di luar negeri.

Syarat untuk bisa ikut seleksi adalah pernah 3 tahun menjadi Kepala Sekolah, memiliki kualifikasi dan kemampuan bahasa yang baik.Saat akhirnya benar-benar terpilih, Tjatur mengatakan seluruh keluarga besarnya memberikan dukungan. Termasuk sang suami, Prihanto (50) dan putri semata wayang mereka, Masitoh Suryaning Prahasiswi (20).

KECINTAAN Tjatur Prasetyawati pada profesi guru, mengantarkannya jauh meninggalkan kampung halamannya di Perum Sinar Patimura Salatiga, Jawa Tengah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News