BPIP Nilai Desa Sebagai Masa Depan Indonesia

BPIP Nilai Desa Sebagai Masa Depan Indonesia
Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar dalam Pertemuan Nasional Kepala Desa bertema Membangun Ekonomi dan Demokrasi dari Desa secara virtual, Rabu (15/9). Foto: Kemendes PDTT

“Kerangka berpikir seperti ini merupakan representasi dari pandangan desa di masa lalu. Padahal saat ini desa-desa di Indonesia sudah banyak berubah,” katanya.

Dia menegaskan tren perbaikan di level desa yang saat ini terjadi, akan mengubah cara pandang masyarakat.

Tren perbaikan desa akan membuat publik melihat jika masa depan kehidupan berkualitas itu ada di desa, bukan lagi di kota. Perubahan cara pandang ini bukan sesuatu yang tidak mungkin karena dalam sejarahnya, desa pernah menjadi pusat perlawanan gerilya terhadap kekuatan militer kolonial.

“Imajinasi desa sebagai ruang yang damai dan penuh gotong royong seharusnya tidak dimaknai sebagai romantisasi sejarah saja, melainkan sebagai spirit dan cita-cita bersama sebagai bangsa untuk menjadi masyarakat yang menjunjung tinggi gotong royong,” ungkapnya.

Sementara itu, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar juga terus berikhtiar menguatkan desa-desa menjadi harapan masa depan Indonesia.

“Seperti yang disampaikan oleh Prof. Yudian tadi, kita tidak lagi menempatkan desa sebagai masa lalu, justru sebaliknya kita harus menempatkan desa menjadi masa depan,” jelasnya.

Oleh karena itu, pihaknya selalu mengembangkan istilah ruralisasi, atau kembali desa.

Menurut Gus Halim sapaan akrabnya, dari berbagai kondisi yang dihadapi oleh bangsa dan negara benteng teraman, terbaik dan terkuat adalah Desa.

Saat ini sudah banyak desa yang menunjukkan contoh-contoh terbaik dalam pengelolaan wewenang dan sumber daya. Fenomena ini memberikan bukti jika desa-desa di Indonesia merupakan masa depan Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News