BPN Berharap Masyarakat Jangan Jadi Korban Hoaks Rilis Survei

BPN Berharap Masyarakat Jangan Jadi Korban Hoaks Rilis Survei
(Kiri ke kanan): Tim BPN, Rizaldi Priambodo, pakar politik LIPI Firman Noor, Direktur Rumah Demokrasi, Ramdansyah, dan peneliti politik Asiyah Putri saat diskusi“Migrasi Suara Pilpres 2019”di Jakarta, Minggu (24/3). Foto: Ist

Ramdansyah dalam kesempatan diskusi tersebut juga menjelaskan dan memaparkan temuan surveinya menurutnya Lembaga survei Rumah Demokrasi, sepanjang tanggal 19 Februari - 1 Maret 2019, melakukan survei nasional dengan metode wawancara tatap muka langsung dengan melibatkan sampel responden sebanyak 1.067 responden, yang tersebar secara proporsional di 34 Provinsi di Indonesia.

Dinamika yang cukup mengejutkan, muncul pada pertanyaan dengan metode top of mind, dengan pertanyaan: “Jika Pilpres dilaksanakan hari ini Anda memilih pasangan Capres-Cawapres siapa?”

Mayoritas reponden menjawab memilih pasangan Capres 02 yaitu Prabowo-Sandiaga Uno sebesar 45,45%. Sementara, yang memilih pasangan Capres 01 Jokowi-Maruf Amin adalah sebesar 40,30% , dan sebanyak 14,25% belum menentukan pilihan.

Hasil survei ini menunjukkan bahwa elektabilitas Prabowo-Sandi lebih unggul atas Jokowi-Maruf Amin, dengan selisih sekitar 5 persen dan saat dilakukan survei masih banyak undecided voters, yaitu sebanyak 14,25%.

Realitas ini menjadi indikator bahwa performa sosialiasi hingga strategi dalam berkampanye, sangat mempengaruhi rasionalitas dan kesadaran publik atas calon yang akan dipilihnya.

Karenanya, menjadi penting dalam Pilpres 2019 ini, membaca apa yang sebenarnya terjadi pada hari pencoblosan nanti. Bukan saja menemukan siapa yang unggul, tapi sebelum itu, ada pertanyaan yang sangat mendasar: akankah terjadi perpindahan suara yang sangat signifikan hingga menentukan keunggulan salah satu pasangan?

Prof FirmanNoor, Kepala Penelitian Politik LIPI mengatakan kecurigaan publik dari pelaksana survei karena dianggap tercampur dengan berbagai kepentingan. Sebuah penelitian ideal yang harusnya terbebas dengan nilai-nilai kepentingan, kerap disebut sebagai bebas nilai (value free), menjadi tercemar.

Padahal adanya objektifitas dan menjadi bebas nilai itulah sesungguhnya sebuah survei itu akan mendapatkan bentuk terbaiknya. Sebaliknya manakala intervensi terhadap proses itu demikian masif, termasuk intervensi politik, maka kerap hasil yang diberikan jauh dari kenyataan dan menyebabkan hasil survei menjadi tidak kredibel dan tidak mengungkap kenyataan yang sesungguhnya.

Tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sandi menanggapi dengan senyuman terhadap hasil rilis sejumlah lembaga survei.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News