BPS: Waspadai Potensi Gagal Panen Padi 2021

BPS: Waspadai Potensi Gagal Panen Padi 2021
BPS minta pemerintah waspadai potensi gagal panen akibat banjir besar. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) meminta pemerintah mewaspadai potensi gagal panen padi 2021, karena banjir di berbagai wilayah di Indonesia.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, produksi beras nasional tahun ini berpotensi naik tinggi sebesar 4,86 persen karena panen raya di awal tahun. Terutama, menurut Kecuk sapaan karibnya, di sejumlah daerah menunjukkan tren positif.

"Potensi luas panen padi 2021 sangat bagus dan juga menjanjikan. Tapi harus diwaspadai, mengingat musim hujan dan banjir juga cukup besar dan bisa berdampak pada gagal panen," ujar Suhariyanto dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin (1/3).

Dia menjelaskan, indikator produksi beras nasional bisa dilihat dari catatan BPS.

Menurut dia, pergerakan produksi beras mencapai 54,56 persen, sedangkan total luasan panen pada 2020 lalu mencapai 10,66 juta hektar, dengan sentra produksi terbesarnya Provinsi Jawa Timur.

"Ini juga cukup menggembirakan karena harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani masih mengalami kenaikan, yakni sebesar Rp5.320 atau naik sebesar 0,03 persen. Kedepan pergerakan produksi harga gabah kering panen masih akan meningkat," kata Kecuk.

Di samping itu, produksi beras pada 2020 mengalami kenaikan yakni sebesar 31,33 persen jika dibandingkan 2019 yang hanya 31,31 persen.

Meski naik tipis, kata Suhariyanto, pemerintah berhasil mengendalikan produksi beras sehingga kebutuhan masyarakat masih tercukupi dengan baik.

BPS meminta pemerintah mewaspadai potensi gagal panen di tengah luasnya lahan panen 2021. Namun panen berada di awal tahun yang dibarengi dengan musim hujan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News