Bripka CS Tembak Mati 3 Orang, Bang Neta Sindir Kepedulian Atasan

Bripka CS Tembak Mati 3 Orang, Bang Neta Sindir Kepedulian Atasan
Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane. Foto: YouTube JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat kepolisian Neta S Pane menilai sistem penggunaan senjata api bagi aparat kepolisian perlu diperbaiki, menyusul peristiwa penembakan yang dilakukan Bripka CS terhadap tiga orang di Cengkareng, Kamis (25/2) dini hari kemarin.

Neta menilai, evaluasi terhadap aparat yang memegang senjata api perlu dilakukan secara ketat dan berkala.

"Misalnya, ketentuan psikotes setiap enam bulan bagi anggota polri pemegang senjata api, harus konsisten dilakukan," ujar Neta kepada jpnn.com, Jumat (26/2).

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) ini menyebut, ketentuan psikotes sangat penting konsisten dilakukan.

Pasalnya, untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat stres aparat, sehingga jangan sampai membahayakan diri sendiri maupun orang lain yang ada di sekitarnya.

"Langkah lain, saya kira pengawasan maksimal terhadap aparatur kepolisian yang terindikasi melenceng juga perlu konsisten dilakukan," ucapnya.

Neta lebih jauh menilai, sebenarnya tidak perlu ada kebijakan khusus yang harus dibuat oleh Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menyikapi kasus yang ada.

Karena standar operasional prosedur (SOP) kepolisian saat ini sudah mengatur dengan baik. Selain itu juga kebijakan terkait pengawasan, juga telah ditetapkan dalam berbagai ketentuan.

Sistem penggunaan senjata api di kepolisian perlu diperbaiki, menyusul peristiwa Bripka CS menembak mati tiga orang di Cengkareng.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News