Bripka Madih Viral, Semoga Makin Banyak Polisi Jadi Whistleblower Skandal di Polri

Bripka Madih Viral, Semoga Makin Banyak Polisi Jadi Whistleblower Skandal di Polri
Polisi berdinas di lapangan. Ilustrasi/foto: arsip JPNN.com/Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Pakar psikologi forensik Reza Indragiri mengharapkan makin banyak polisi yang menjadi whistleblower atau pelapor tindak kejahatan di Polri.

Menurut Reza, hanya sesama anggota Polri yang bisa mengungkap pelanggaran di dalam tubuh Korps Bhayangkara.

Reza menyampaikan hal itu guna menanggapi polisi bernama Bripka Madih yang mengaku diperas oleh penyidik Polda Metro Jaya.

"Siapa yang paling mungkin mengetahui adanya penyimpangan oleh personel polisi kalau bukan sesama personel polisi sendiri?” kata Reza dalam keterangan tertulisnya, Senin (6/2).

Secara harfiah, whistleblower adalah peniup peluit. Kamus Inggris Oxford mendefinisikan whistleblower merupakan seseorang yang memberi tahu pihak berwenang atau publik bahwa tempatnya bekerja melakukan tindakan ilegal.

Reza menuturkan menjadi whistleblower memang bukan hal mudah berat. Dia beralasan 80 persen orang menolak buka-bukaan tentang skandal internal karena takut akan mendapatkan pembalasan.

"Baik serangan balik dari orang yang bikin skandal maupun pembalasan dari lembaga tempatnya bekerja," ujar Reza.

Alumnus Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) itu menjelaskan hasil penelitian mengungkap kebanyakan whistleblower punya potensi kerja yang baik dan komitmen tinggi pada organisasi. Namun, kata dia, whistleblower juga kerap dicap sebagai pekerja yang buruk.

Richard Eliezer menjadi justice collaborator yang membongkar Ferdy Sambo, sedangkan Bripka Madih membeber dugaan pemerasan oleh penyidik Polda Metro Jaya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News