BSKDN dan BRIN Berkolaborasi jadi Penghubung Daerah Kembangkan Riset Berbasis Isu Empiris
jpnn.com - JAKARTA - Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri Kementerian Dalam Negeri (BSKDN Kemendagri) Yusharto Huntoyungo mengatakan, rumusan kebijakan perlu didukung dengan bukti yang diperoleh dari hasil riset.
Sayangnya, kata Yusharto, masih banyak riset yang tidak berangkat dari persoalan yang dihadapi daerah.
Kondisi ini berdampak terhadap kebijakan yang dihasilkan kurang efektif bagi daerah.
Menyikapi hal tersebut, BSKDN Kemendagri berkolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjadi penghubung bagi daerah untuk mengembangkan riset berbasis isu empiris.
Kepala BSKDN Kemendagri Yusharto Huntoyungo mengatakan hal tersebut saat memimpin Rapat Rencana Kolaborasi Kajian dan Riset antara BSKDN, BRIN dan Pemerintah Daerah (Pemda), di Ruang Video Conference BSKDN, Selasa, 18 April 2023.
Yusharto mengatakan BSKDN memiliki tugas mengingatkan pemerintah daerah (Pemda) agar terus berupaya meningkatkan kualitas pelaksanaan kajian dan riset.
Dengan demikian, Yusharto berharap daerah akan mendapatkan anggaran yang lebih signifikan guna melaksanakan kegiatan penelitian yang mendukung rumusan kebijakan.
"BSKDN ingin menjadi institusi yang menjadi linkage dengan daerah itu menjadi kuat dan mereka itu mendapatkan informasi tentang ruang lingkup penelitian baik penelitian sains murni atau penelitian untuk tujuan melahirkan kebijakan yang sifatnya lebih singkat," ujar Yusharto.
Kepala BSKDN Kemendagri Yusharto Huntoyungo menjelaskan mengenai kolaborasi BSKDN dengan BRIN dalam pengembangan riset berbasis isu empiris.
- Gandeng Koso Nippon, BSKDN Kemendagri Harap Daerah Terapkan Review Program
- Kemendagri Instruksikan Pemprov Kaltara Percepat Pembangunan Daerah Berbasis Inovasi
- Himpun Isu Strategis Pilkada Serentak 2024, BSKDN Kemendagri Lakukan Audiensi dengan KPUD Jabar
- BRIN Bidik Mitra Internasional untuk Kembangkan Reaktor Nuklir Generasi IV
- Kepala BSKDN Kemendagri Kunker ke Papua Tengah, Menyampaikan Hal Penting soal Inovasi Daerah
- Awal Puasa 2024 Berbeda, Lebaran Sama, Inilah Penyebabnya