BSMI Berangkatkan 5 Dokter Spesialis ke Gaza, Mohon Doanya

Pihaknya telah berkoordinasi dengan World Health Organization (WHO) atau Badan Kesehatan Dunia dan otoritas Palestina.
“Namun, perlu disadari bahwa melewati perbatasan itu bukan kewenangan atau otoritas dari WHO, tapi otoritas dari pemerintah Israel. Oleh karena itu, kami berharap tidak ada kendala,” katanya.
Meski demikian, Basuki menyebutkan bahwa peralatan medis di Eropa Hospital (rumah sakit yang menampung para korban) saat ini terbilang lengkap.
Para tim EMT yang akan masuk ke Gaza pun memang tak diizinkan membawa peralatan sendiri dari luar.
Dia menambahkan bahwa pihaknya akan bertugas di Gaza sekitar 2 pekan atau 14 hari.
“Sekitar 14 hari karena rolling, tapi mohon doa karena kadang tidak pasti. Kami berkoordinasi dengan Dubes Indonesia di Yordania dan WHO dengan otoritas kesehatan setempat,” ujar Basuki.
Adapun pemberangkatan tim EMT 2 ke Gaza itu tidak memakai bantuan dari negara atau pemerintah melainkan sepenuhnya berasal dari swadaya donasi masyarakat melalui BSMI.
“Tidak mengambil APBN, tetapi dari masyarakat, dari donatur. Untuk membiayai perjalanan ini sepenuhnya murni dari swadaya masyarakat,” ujarnya.
Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) akan memberangkatkan tim Emergency Medical Team (EMT) atau tim kegawatdaruratan medis ke Gaza, Palestina.
- Otoritas Gaza Tuduh Israel Tangkap 360 Tenaga Kesehatan
- Cegah Penyakit Tidak Menular, Remaja Diminta Terapkan Pola Makan Gizi Seimbang
- Dokter Ayu Widyaningrum Raih Penghargaan Pemimpin Inklusif 2025 dalam Eksekutif Award
- Dukung Prabowo, Gelora Bekali Sukarelawan untuk Bantu Warga Palestina
- Polda Jabar Akan Umumkan Hasil Psikologi Dokter Cabul Priguna
- BAZNAS dan Ulama Palestina Perkuat Kerja Sama untuk Palestina