Bu Menkeu Perlebar Defisit APBN 2021 Jadi Rp 1.006,4 Triliun, Utang Bakal Bertambah

Bu Menkeu Perlebar Defisit APBN 2021 Jadi Rp 1.006,4 Triliun, Utang Bakal Bertambah
Menkeu Sri Mulyani. Ilustrasi Foto: Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyatakan angka defisit dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 bertambah.

Awalnya defisit dalam Rancangan APBN 2021 yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke DPR pertengahan Agustus lalu dipatok 5,5 persen dari produk domestik bruto (PDB) atau Rp 971,2 triliun. 

Namun, defisit APBN 2021 itu akan naik 0,2 persen menjadi 5,7 persen.

Menurut Sri, keseimbangan primer (selisih total pendapatan negara dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga utang) pada APBN 2021 akan menjadi Rp 633,1 triliun. Menurutnya, angka itu lebih tinggi Rp 32,5 triliun dari asumsi dalam RAPBN 2021, yakni Rp 597,9 triliun.

“Dengan keseimbangan primer defisit tersebut, keseluruhan defisit anggaran APBN 2021 akan mencapai Rp 1.006,4 triliun atau naik menjadi 5,7 persen dari PDB. Kenaikan sebesar Rp 35,2 triliun atau 0,2 persen dari PDB kita,” kata Sri saat rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR, Jumat (11/9).

Mantan petinggi Bank Dunia yang akrab disapa Ani itu menjelaskan, jumlah utang akan meningkat karena defisit melebar.

Jumlah utang dalam RUU APBN 2021 yang awalnya dipatok Rp 1.142 triliun akan menjadi Rp 1.177,4 triliun atau mengalami kenaikan Rp 34,9 triliun.

Menteri yang kondang dengan inisial SMI itu mengatakan, pemerintah akan menerbitkan surat berharga negara (SBN) Rp 1207.3 triliun. “Ini adalah penerbitan SBN neto,” tegasnya.

Menkeu Sri Mulyani menyatakan bahwa defisit APBN 2021 naik dari 5,5 persen menjadi 5,7 persen dari PDB.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News