Buka Museum Multatuli, Cak Imin Ajak Birokrat Pahami Histori

Buka Museum Multatuli, Cak Imin Ajak Birokrat Pahami Histori
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Bupati Lebak Iti Jayabaya saat pembukaan Museum Multatuli di Rangkasbitung, Lebak, Banten, Minggu (11/2). Foto: Instagram/cakiminow

jpnn.com, RANGKASBITUNG - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (DPP PKB) Abdul Muhaimin Iskandar menyatakan, para pejabat pemerintahan dan birokrat harus memahami sejarah. Menurutnya, pemahaman akan sejarah sangat penting dalam merumuskan dan menerapkan kebijakan.

Cak Imin -panggilan beken Muhaimin- menyatakan itu dalam konferensi pers usai pembukaan Museum Multatuli, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, Minggu (11/4). Pembukaan museum antikolonial pertama di Indonesia itu juga dihadiri Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya dan sejumlah tokoh asal Banten.

"Orang yang berperan di pemerintahan dan kemasyaratan terutama birokrat akan sangat menyesal bila jarang belajar sejarah. Makanya kadang-kadang tidak mengerti mau dibawa ke mana ketika memimpin birokrasi," ujar Cak Imin.

Mantan menteri tenaga kerja dan transmigrasi itu mengatakan, sejarah sarat dengan nilai perjuangan. Sebagai contoh adalah kisah perjuangan Multatuli yang memiliki nama asli Eduard Douwes Dekker.

Penulis asal Belanda itu menggunakan nama pena Multatuli untuk menulis novel Max Havelaar yang menyuarakan kemanusiaan sekaligus perlawanan atas penindasan kolonial. "Multatuli mengajarkan kemanusiaan nomor satu dibanding apa pun di republik ini," ujar Cak Imin.

Karena itu, Cak Imin menyarankan kepada Bupati Iti Jayabaya agar menginstruksikan kepada anak buahnya untuk mempelajari sejarah. "Semoga bu bupati bisa menginstruksikan kepada seluruh birokrat untuk belajar sejarah," harapnya.(jpg/jpnn)


Eduard Douwes Dekker menggunakan nama pena Multatuli untuk menulis novel Max Havelaar yang menyuarakan kemanusiaan dan perlawanan atas penindasan kolonial.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News