Bukan Pembakaran Al-Qur'an atau Islamofobia, Ini Alasan Erdogan Jegal Swedia di NATO

Bukan Pembakaran Al-Qur'an atau Islamofobia, Ini Alasan Erdogan Jegal Swedia di NATO
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Foto: AFP

Dalam beberapa bulan terakhir, pengunjuk rasa di Stockholm mengibarkan bendera yang menunjukkan dukungan untuk PKK, yang juga dianggap sebagai kelompok teroris oleh sekutu Barat Turki, termasuk Swedia.

"Posisi kami, harapan dan janji yang dibuat semuanya sudah jelas. Saat ini, kami mempertahankan prinsip yang sama dengan yang kami pertahankan tahun lalu. Kami hanya ingin mereka tetap setia pada apa yang mereka tanda tangani," kata Erdogan juga.

Swedia mengatakan telah menegakkan bagiannya dari kesepakatan yang dicapai dengan Turki di Madrid tahun lalu yang bertujuan untuk mengatasi masalah keamanan Ankara, termasuk mengeluarkan undang-undang anti-terorisme baru bulan ini.

Namun, Turki mengatakan perubahan undang-undang Swedia "tidak berarti" sementara pendukung PKK mengadakan protes di negara itu.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg bulan lalu mengatakan bahwa Swedia dan Turki akan mengadakan pertemuan tingkat tinggi di Brussel tentang kemungkinan aksesi Swedia ke NATO sebelum pertemuan puncak aliansi di Vilnius bulan ini.

Untuk diketahui, seorang pria asal Irak yang memiliki hubungan dengan milisi Syiah, Salwan Momika (37), terlihat membakar halaman-halaman Al-Qur'an di ibu kota Swedia pekan lalu.

Aksi tersebut telah memicu kemarahan negara-negara berpenduduk mayoritas muslim, termasuk Turki. (reuters/dil/jpnn)

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan adalah penghalang terbesar rencana Swedia bergabung dengan NATO. Ada kaitannya dengan pembakaran Al-Qur'an?


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Sumber Reuters

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News