Bukti Kejahatan Perang Suriah Dinilai Terkuat Sejak Persidangan Nazi

"Jika seseorang disiksa hingga mati, mata mereka dicungkil, ada asam di sekujur tubuh mereka, dan rezim itu sendiri yang mengambil foto - Anda punya bukti bahwa rezim tersebut melakukan kejahatan."

Tak bisa lari
Rusia dan China memblokir Dewan Keamanan PBB dari merujuk kejahatan Suriah ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).
"Dibutuhkan pengadilan internasional pada akhirnya untuk mengeluarkan surat perintah terhadap pemimpin mereka," kata Rapp.
Tetapi ada pilihan lain untuk mengejar keadilan, katanya, dan sejumlah kasus diajukan secara diam-diam terhadap beberapa individu tingkat menengah yang terlibat dalam penyiksaan dan pembunuhan, dengan setidaknya satu surat perintah penangkapan akan segera terjadi.
Cara-cara ini termasuk penuntutan di tingkat nasional, di negara ketiga di mana korban memiliki kewarganegaraan ganda, dan bahkan di bawah "yurisdiksi universal", di mana dimungkinkan untuk mengadili penyiksaan di mana pun di dunia berdasarkan Konvensi Menentang Penyiksaan, yang telah diratifikasi sebagian besar negara.
"Membuat para pelaku ditahan akan menjadi tantangan, tetapi semakin banyak kasus seperti itu akan diajukan seiring waktu," kata Rapp.
Ia mengatakan kemampuan Suriah untuk mengabaikan keadilan, yang didukung oleh Rusia, mengirim pesan bahwa pihak lain bisa melakukan kejahatan serupa - menyiksa, dan membunuh lawan.
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina