Sarasehan ke-3 Satupena: Dari Halaman ke Layar

Buku dan Film Saling Membutuhkan di Era Digital

Buku dan Film Saling Membutuhkan di Era Digital
Flyer Sarasehan ketiga Perhimpunan Penulis Satupena bertema “Dari Halaman ke Layar” yang diselenggarakan via zoom, Minggu (18/7/2021) petang. Foto: Satupena

Untuk adaptasi dari novel, Garin mengungkapkan tiga dimensi. Pertama, punya penonton sendiri (pembaca novel). Kedua, penonton akan membandingkan karya film dan novel aslinya, dan ketika, penonton bebas menilai bagus atau jeleknya film.

Bahasa Visual dan Tulisan Berbeda

Sementara itu, novelis Sekar Ayu yang sejumlah karyanya difilmkan mengaku jika dirinya melepaskan hak atas karyanya itu ke produser atau mereka yang akan mengadaptasi karyanya ke film.

Tujuannya, kata dia, agar mereka bebas membuat visual dari karya tulis yang telah dibuatnya. Apapun hasil filnya, itu karya mereka, meski basisnya dari bukunya.

“Bahasa film dan bahasa tulis itu berbeda,” katanya.

Seperti diketahui, beberapa film yang diadaptasi dari karya Sekar antara lain “Daun di Atas Bantal” yang meraih sejumlah penghargaan.

“Dalam pembuatan film itu, saya tak ikut campur, itu hak mereka,” ujar Sekar.

Dalam sarasehan ini, Sekar kembali mengungkapkan keinginannya untuk membuat film tentang tokoh musisi Betawi yang amat terkenal Ismail Marzuki yang diinspirasi dari karya berjudul “Pasar Gambir”.

Berkembangnya platform media hiburan, membuka pintu yang sangat lebar bagi karya-karya berkualitas dari mediun tulisan, baik novel, cerpen, puisi, bahkan biografi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News