Bulog Angkat Bicara soal Kelangkaan Beras di Ritel Modern

Bulog Angkat Bicara soal Kelangkaan Beras di Ritel Modern
Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi buka suara soal penyebab kelangkaan beras di sejumlah ritel modern dan kenaikan harga beras. Ilustrasi. Foto: Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi buka suara soal penyebab kelangkaan beras di sejumlah ritel modern dan kenaikan harga beras di seluruh wilayah Indonesia.

Bayu mengatakan bahwa fenomena itu terjadi karena dipicu naiknya harga gabah di semua sentra produksi.

“Di tingkat produsen gabahnya sudah Rp 8.000–an di daerah produksi harga berasnya sudah Rp 15 ribu-an. Ini terjadi di seluruh Indonesia, praktis di seluruh sentra produksi,” kata Bayu di Jakarta, Selasa.

Bulog mencatat seluruh wilayah Indonesia menjual beras di atas harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan. Penjualan berasa saat ini di sebagian wilayah Indonesia mencapai Rp 15 ribu hingga Rp 16 ribu per kilogram.

Pemerintah telah menetapkan HET sebesar Rp 13.900 per kilogram, sedangkan untuk harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp 5.000 per kilogram.

Data per 12 Februari 2024 menyebutkan bahwa di Indramayu harga gabah dijual Rp 7.350 per kilogram. Kemudian harga beras premium itu Rp 15.400 per kilogram.

Kemudian di Karawang harga gabah Rp 7.150 per kilogram sedangkan harga beras premiumnya Rp 14.333 per kilogram. Di Banyumas harga gabah Rp 8.500 per kilogram, harga beras premium Rp 15.000 per kilogram.

Lalu, di Sragen harga gabah Rp 8.100, harga beras premiumnya Rp 14.200 per kilogram di Ngawi harga gabah Rp 8.200 per kilogram harga beras Rp 15.700 per kilogram.

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi buka suara soal penyebab kelangkaan beras di sejumlah ritel modern dan kenaikan harga beras

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News