Bulog Desa Bikin Bangga

 Bulog Desa Bikin Bangga
Dahlan Iskan.

jpnn.com - Senin kemarin saya tengok kampung: di Magetan. Tepatnya ke desa Tegalarum. Masih 16 kilometer dari kota Magetan.

Tiba-tiba saya ingin ke makam ibu. Di desa tetangga, yang sudah masuk wilayah kabupaten Madiun.

Rumput liar menguasai makam itu. Sampai bisa untuk alas duduk saat tahlil di dekat pusara.

Baca Juga:

Meski rumah di tempat kelahiran sudah tidak ada tapi masih banyak keluarga di desa itu. Kami pun ngobrol tentang masa lalu. Terutama tentang ibu saya. Yang meninggal saat saya berumur 11 atau 12 tahun.

Tiba-tiba pula saya ingin ini: apakah mungkin masih ada orang yang menyimpan batik karya ibu saya. Maka orang-orang tua di desa kami sibuk mengingat-ingat: siapa yang dulu pernah meminta ibu untuk membikinkan batiknya.

Kesimpulannya: mereka minta waktu. Akan bertanya ke tetangga yang lebih jauh.

Kami sendiri tidak menyimpan batik bikinan ibu. Tidak mungkin.

Ibu hanyalah orang yang baru membatik kalau ada orang yang order. Itu pun yang memesan itu harus membawa kain putih sendiri. Umumnya kain mori.

Petani selalu ingin panennya segera menjadi uang. Tidak bisa menunggu harga baik. Tapi kalau dijual saat harga anjlok hasilnya tidak memadai.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News