Bulog Harus Maksimal Serap Gabah Petani

Bulog Harus Maksimal Serap Gabah Petani
Diurt Bulog menjelaskan sisa importasi beras 2018. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyoroti kinerja Perum Bulog di bawah kepemimpinan Budi Waseso. Kinerja Bulog dianggap kurang maksimal dalam menyerap gabah petani dan menyalurkan beras.

DPR pun meminta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk segera melakukan audit kinerja terhadap Bulog. Jika didapati adanya kerugian keuangan negara perusahaan plat merah, tentu harus ditindaklanjuti.

"Kami serahkan ke hasil pemeriksaan BPK. Tetapi memang semua BUMN kan harus diaudit," ujar anggota Komisi IV DPR Daniel Johan kepada wartawan, Kamis (25/3).

Daniel menuturkan, Dirut Bulog Budi Waseso juga mengakui akan adanya potensi kerugian keuangan negara tersebut.

Dia menyebut jika ada sebanyak 300 ribu ton beras yang gagal jual, kemudian harga per kilogram sekitar Rp8.000, maka potensi kerugian sudah mencapai Rp 2,4 triliun.

"Makanya jangan ulangi kesalahan yang sama. Itu bukan uang APBN, tapi utang bank dengan kredit komersial. Harus benar-benar dihitung dengan baik," tandasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV Dedi Mulyadi mengungkap sejumlah dosa besar Bulog terhadap sektor pangan dalam negeri. Kegagalan Bulog menyerap gabah menjadikan para petani harus menjual hasilnya kepada para tengkulak.

"Sehingga ada titik waktu bagi para petani kecil yang memiliki kekosongan keuangan, karena menunggu hasil gabahnya menjadi beras dan laku di pasar," kata Dedi.

Kinerja Bulog dianggap kurang maksimal dalam menyerap gabah petani dan menyalurkan beras.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News