Bumi yang Tidak Bisa Dihuni
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Selasa, 28 Februari 2023 – 18:58 WIB

Ilustrasi cuaca ekstrem. Foto: Ricardo/JPNN.com
Paru-paru butuh oksigen, tetapi kandungan karbondioksida terus meningkat dan turut kita hirup ketika bernapas.
Jika kandungan karbondioksida meningkat diatas 2 kali lipat maka kemampuan kognitif manusia turun hingga 21 persen.
Jared Diamond dalam buku ‘’Collapse’’ menyebut bahwa beberapa bangsa terdahulu dengan peradaban yang tinggi punah karena kerusakan lingkungan.
Kerusakan itu dibuat sendiri oleh manusia, sehingga menyebabkan munculnya ‘’ecoside’’ atau ekosida, bunuh diri lingkungan secara masal.
Kalau hal itu bisa terjadi di masa lalu, sangat mungkin akan terjadi lagi di masa datang. (**)
Gutteres menyatakan bahwa pemanasan global telah menjadi penyebab bencana cuaca ekstrem di seluruh dunia ini.
Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Cak Abror
BERITA TERKAIT
- BMKG Sebut Ada Potensi Gelombang hingga 4 Meter di Sumbar
- Pemkab Sumedang Siapkan Solusi Permanen Atasi Banjir Lumpur di Dusun Bakom Cisitu
- Jateng Siaga Bencana, Polisi Siapkan Jalur Alternatif Mudik Lebaran 2025
- BMKG Ungkap Prediksi Cuaca Hari Ini, Cek Wilayah yang Dilanda Hujan
- Cuaca Ekstrem Berlanjut di Jateng hingga 15 Maret, Ramadan Waspada Bencana
- Waspada, BMKG Ungkap Wilayah Indonesia yang Berpotensi Diguyur Hujan Hari Ini