Bunda-bunda, Ini Saran Psikolog UI seputar Siswa Belajar di Rumah

Bunda-bunda, Ini Saran Psikolog UI seputar Siswa Belajar di Rumah
Psikolog dari Universitas Indonesia Dr Rose Mini Agoes Salim. Foto: ANTARA/Muhammad Zulfikar

jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah daerah sudah memperpanjang masa siswa belajar di rumah, sebagai upaya physical distancing untuk mencegah penularan virus corona, COVID-19.

Psikolog dari Universitas Indonesia (UI) Dr Rose Mini Agoes Salim mengatakan sirkulasi kehidupan anak harus tetap sama sebagaimana dilakukan biasanya.

"Jangan sampai bangunnya jadi siang, mandi atau tidak mandi malah tidak masalah. Itu tidak benar, tetap harus ada sirkulasi kehidupan sebagaimana biasanya," kata dia saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (28/3).

Sebab yang beda dari kondisi saat ini hanyalah tempat belajarnya. Jika biasanya di sekolah, saat ini dilaksanakan di rumah.

Apabila sirkulasi kehidupannya diubah menjadi malas-malasan saat bangun, mandi dan sebagainya, maka ketika kondisi sudah kembali normal hal itu akan sulit untuk mengubahnya kembali.

"Bisa-bisa nanti anak tidak mau bangun pagi lagi, tidak mau sarapan, tidak mau mandi dan sebagainya," kata dia.

Menurut dia, sebetulnya kondisi dan pola pikir anak tidak akan berubah selama pembelajaran jarak jauh yang dilakukan di rumah saat ini berjalan dengan baik. Sebab, anak setiap harinya mendapat tugas dari guru.

Yang penting, kata dia, tugas-tugas itu dilakukan dan kemudian diunggah kembali agar gurunya dapat melihat dan memeriksa.

Psikolog dari UI Dr Rose Mini Agoes Salim mengatakan, selama program siswa belajar di rumah untuk cegah virus corona COVID-19, sirkulasi kehidupan anak harus tetap sama.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News