Bungkam Soal Novanto, Nazaruddin Terus Berkoar soal Ibas

Bungkam Soal Novanto, Nazaruddin Terus Berkoar soal Ibas
Bungkam Soal Novanto, Nazaruddin Terus Berkoar soal Ibas

jpnn.com - JAKARTA - Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat (PD) Muhammad Nazaruddin tidak mau memberikan komentar saat ditanya tentang dugaan keterlibatan ‎Bendahara Umum Partai Golkar Setya Novanto dalam korupsi proyek kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP). Padahal, sebelumnya Nazar  lantang menyuarakan keterkaitan Setya dalam kasus itu.

Usai menjalani pemeriksaan sebagai saksi dalam kasus dugaan ‎korupsi pembangunan Wisma Atlet dan Gedung Serbaguna Provinsi Sumatera Selatan tahun 2010-2011 di KPK, Kamis (9/10), Nazar malah menyebut keterlibatan beberapa pihak dalam kasus itu. Di antaranya Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin dan Sekretaris Jenderal PD, Edhie Baskoro Yudhoyono.

"Diperiksa hari ini masih Wisma Atlet. Soa‎l yang menerima-menerima, siapa yang antar duitnya, lebih pada detil. Misalnya Alex Noerdin terima duitnya di mana, terus Mas Ibas terima duitnya di mana," kata Nazar.

‎Selain itu, Nazar juga mengaku menyampaikan informasi kepada penyidik soal Ibas yang bermain proyek di SKK Migas. "Terus Mas Ibas itu ada saya tambahin tentang proyek SKK Migas-nya di mana saja," ucap terpidana kasus suap Wisma Atlet itu.

Namun, Nazar menolak berkomentar soal dugaan korupsi e-KTP yang pernah disebutnya melibatkan Setya. ‎"Kan diperiksanya soal Wisma Atlet," tandasnya.

Sebelumnya, Nazaruddin mengaku sudah melaporkan kepada KPK informasi terkait dugaan korupsi proyek e-KTP. Ia menyebut ada penggelembungan harga proyek e-KTP hingga Rp 2,5 triliun.

Nazar juga menyebut Setya dan mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum sebagai pengatur proyek e-KTP. Sedangkan dirinya dan Andi Saptinus bertugas sebagai pelaksana. Namun, kata Nazar, selama ini Novanto dilindungi orang kuat sehingga sulit dijerat KPK.‎(gil/jpnn)


JAKARTA - Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat (PD) Muhammad Nazaruddin tidak mau memberikan komentar saat ditanya tentang dugaan keterlibatan ‎Bendahara


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News