Butuh Rp 350 Miliar untuk Dirikan Politeknik

Butuh Rp 350 Miliar untuk Dirikan Politeknik
Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti Kemenristekidkti Patdono Suwignjo bicara di Forum Konsultasi Publik Layanan, Selasa (28/8). Foto: Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekidkti) Patdono Suwignjo mengungkapkan, pemerintah tengah menggenjot pendirian perguruan tinggi (PT) vokasi. Pasalnya, dari 4.529 PT, didominasi PT akademis. Bahkan sampai saat ini Kemenristekdikti banyak menerima usulan pendirian PT akademis.

"Tahun lalu kami hanya menerima usulan pendirikan delapan politeknik. Ini jumlahnya sangat sedikit meski pemerintah sudah memberikan berbagai insentif," ungkap Patdono di sela-sela Forum Konsultasi Publik Layanan pada Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti, Selasa (28/8).

Idealnya, kata Patdono, dari 4.529 PT, antara akademis dan vokasi harus seimbang. Namun, melihat minimnya pengajuan Politeknik, diperkirakan butuh 250 tahun PT di Indonesia bisa berimbang.

"Kalau tiap tahun usulannya cuma delapan Politeknik nanti 250 tahun baru bisa capai angka 2000-an," ucapnya.

Salah satu kendala pendirian Politeknik, lanjutnya, anggaran yang dibutuhkan sangat besar. Kemenristekdikti sudah menghitung, pendirian Politeknik dengan jumlah mahasiswa 2.000 hingga 2.500 butuh dana Rp 250 miliar hingga Rp 350 miliar.

Dengan jumlah sebesar itu, hanya industri skala besar yang bisa membangun. Sedangkan untuk perseorangan dirasa sulit.

"Kalau mau sehat, PT harus punya minimal 2.000 mahasiswa. Jika tidak yayasan akan kesulitan membiayai operasional PT," tandasnya. (esy/jpnn)


Jumlah perguruan tinggi vokasi masih sangat minim dibanding perguruan tinggi akademis yang sudah mencapai 4.529 kampus.


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News