Cadangan Devisa Turun Rp 63 Triliun
Selain itu, juga berkurangnya penempatan valas perbankan di Bank Indonesia (BI) sebagai antisipasi kebutuhan likuiditas.
”Ke depan, BI memandang cadev masih tetap memadai dengan dukungan stabilitas dan prospek ekonomi yang tetap baik,” imbuhnya.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan, penerimaan cadev yang signifikan bersumber dari utang luar negeri (ULN).
Tepatnya, global bond dan hasil konsesi pertambangan. Sementara itu, pengeluaran utama cadev adalah pembayaran pokok dan bunga ULN pemerintah.
”Intervensi BI dalam menstabilkan nilai rupiah juga sangat berdampak terhadap cadev,” ungkapnya.
Piter mengatakan, Juni ini pemerintah kembali menerbitkan global bond. Artinya, akan ada tambahan penerimaan devisa yang besar. Apabila rupiah stabil, cadev Juni akan meningkat.
Sementara itu, ekonom Indef Eko Listyanto mengatakan, selain pembayaran utang dan dividen, Lebaran memengaruhi turunnya cadev.
Itu disebabkan adanya tren peningkatan impor untuk mencukupi kenaikan permintaan barang pada bulan puasa dan Lebaran.
Jumlah cadangan devisa (cadev) Indonesia terus mengalami penurunan sejak April 2019 lalu.
- Dukung UMKM Naik Kelas, Kanwil Bea Cukai Banten Jalankan Sejumlah Kegiatan
- Tak Perlu ke Lokasi, Masyarakat Bisa Menukar Uang THR Lewat Aplikasi PINTAR
- BI Sumsel Sediakan 145 Titik Penukaran Uang Lebaran, Cek di Sini Lokasinya
- BI Sumsel Bantu Jaga Stabilitas Daerah, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi
- Hadapi Ramadan dan Idulfitri, BI Lampung Siapkan Uang Kartal Rp 4,3 Triliun
- Gelar MIF 2024, Bank Mandiri Ajak Investor Tangkap Peluang Investasi