Cadaver Plus

Oleh: Dahlan Iskan

Cadaver Plus
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - PUN setelah meninggal dunia nanti. Ia ingin tetap jadi guru. Ia sudah menemukan caranya: jadi cadaver.

Maka ia ingin menyumbangkan mayatnya kelak untuk fakultas kedokteran. Dengan cara itu mayatnya tetap bisa menjadi guru bagi para mahasiswa yang ingin jadi dokter.

Itulah guru sepanjang hayat: Hermawan Kartajaya. Ia berulang tahun ke-75 kemarin malam.

Baca Juga:

Ia menandai ultahnya itu dengan menandatangani wasiat agar kalau meninggal kelak mayatnya diserahkan ke fakultas kedokteran Universitas Airlangga Surabaya.

Pelajaran anatomi, mata kuliah dasar bagi calon dokter, tidak bisa sempurna tanpa menyajikan mayat di "ruang" kuliah.

Hermawan banyak bicara kematian di ulang tahunnya itu. Padahal, saya lihat, ia justru lebih segar dibanding, misalnya, lima tahun lalu.

Baca Juga:

Suaranya masih serak-serak keras. Intonasinya masih naik-naik sesuai dengan semangatnya. Langkahnya masih tegap untuk ukuran orang yang lama menderita diabetes.

Dua hari sebelum ulang tahun, dan sehari setelahnya, Hermawan sibuk di rangkaian acara itu.

Guru sepanjang hayat: Hermawan Kartajaya. Ia berulang tahun ke-75 kemarin malam. Dia ingin menyumbangkan mayatnya kelak untuk fakultas kedokteran.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News