Cak Imin Beber Keberhasilan Reformasi, tapi Demokrasi Sakit
Bahkan, Cak Imin menegaskan bahwa demokrasi mengalami penyakit yang cukup fana. “Yakni demokrasi yang sangat pragmatis yang diukur berdasarkan uang dan materi,” jelasnya.
Cak Imin mengaku beberapa waktu lalu bertemu dengan Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Cak Imin “menggugat” Pratikno terkait permasalahan demokrasi tersebut. Cak Imin mengatakan, selagi masih berkuasa maka pemerintah harus mengubah sistem demokrasi menjadi tidak pragmatis, yang mencoblos berdasarkan uang dan amplop, tidak atas dasar figur.
“Kata beliau (Pratikno), dulu waktu merumuskan UUD dan demokrasi, tidak pernah terbersit dalam pikiran bahwa di dalam demokrasi ada transaksi. Itu harus dibenahi,” katanya. “Maka dengan kembali kepada pondasi kebangsaan, insyaallah akan kembali kepada khittah yang dicita-citakan oleh pendiri bangsa kita,” tambahnya.
Dialog ini digelar MPR bekerja sama dengan Persaudaraan Cinta Tanah Air (PCTA) Indonesia, Organisasi Shiddiqiyyah (Orshid), Lesbumi NU, Universitas Bung Karno (UBK), Situs Persada Sukarno nDalem Pojok Kediri, Api Bandung.
Hadir sebagai keynote speaker adalah Muhaimin Iskandar, dan sejumlah pembicara antara lain Ketua Lesbumi PBNU Agus Sunyoto, Ketua Kajian MPR A.B Kusuma, dari PCTA Indonesia Tries Edy Wahyono dan Ahmad Mansyur Suryanegara, dan Ketua Program Studi Fakultas Hukum Universitas Bung Karno Azmi Syahputra. (boy/jpnn)
Wakil Ketua MPR Muhaimin Iskandar alias Cak Imin membeber sejumlah capaian bangsa Indonesia pasca-reformasi 1998.
Redaktur & Reporter : Boy
- HNW: Agama Merupakan Katalisator Bagi Pemeluknya Untuk Bangkit
- Ketua MPR Bambang Soesatyo Dukung Aspen Medical Dirikan RS Internasional di Indonesia
- Hadiri Kongres Desa Indonesia, Ketua MPR Bambang Soesatyo Ungkap Sejumlah Fakta
- NasDem Tunggu Momen Ini untuk Merapat ke Kubu Prabowo?
- Soal Potensi Penurunan Revenge Tourism Pada Tahun Ini, Begini Saran Lestari Moerdijat
- Dukung Investor China Kembangkan Energi Hijau di RI, Bamsoet Ungkap Fakta Ini