Calon Siswa dari Keluarga tak Mampu Gagal Lolos PPDB di 3 Sekolah Negeri

Calon Siswa dari Keluarga tak Mampu Gagal Lolos PPDB di 3 Sekolah Negeri
Antre pendaftaran PPDB jaur zonasi. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, TARAKAN - Beragam persoalan muncul dalam PPDB (penerimaan peserta didik baru) sistem zonasi tahun ini. Tidak sedikit calon siswa dari keluarga kurang mampu justru gagal bersekolah di sekolah negeri.

Fitri (41) contohnya, warga miskin yang harus berjuang keras agar tetap bisa menyekolahkan anaknya.

Fitri merupakan seorang janda dengan 7 orang anak yang tinggal di RT 12 Kelurahan Lingkas Ujung, Tarakan Timur, Kaltara. Suaminya meninggal 2 tahun lalu.

Ia pontang-panting berjuang untuk menghidupi anak-anaknya. Dari mulai bekerja sebagai buruh kasar hingga berjualan es. PPDB tahun ini mungkin merupakan beban baru baginya.

Tahun ini ia harus bekerja lebih ekstra karena anak keempatnya yaitu Kharisma (17) tidak dapat melanjutkan ke sekolah negeri dan harus didaftarkan ke sekolah swasta.

Bermodalkan sedikit tabungan, akhirnya ia bisa membayar setengah uang pendaftaran sebesar Rp 1,3 juta.

BACA JUGA: Kejarlah Ilmu Setinggi Langit, Tetapi Ini Rumah Dekat Sekolah Ditolak, Bunda Sedih

"Anak saya ditolak di tiga sekolah negeri. Pertama SMA 1, SMK 1 dan 2. Akhirnya tidak ada pilihan lain, daripada anak saya tidak sekolah akhirnya saya daftarkan di SMK Citra Bangsa di Karang Harapan. Untung pihak sekolah mau dibayar 2 kali. Akhirnya saya bayar setengah dulu karena memang segitu uang yang saya punya," ungkapnya.

Fitri, janda tujuh anak, pusing lantaran anaknya gagal PPDB 2019, ditolak di tiga sekolah negeri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News