Candaan Tampang Boyolali Jadi Negatif karena Digoreng

Candaan Tampang Boyolali Jadi Negatif karena Digoreng
Prabowo Subianto. Foto: Instagram prabowo

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago belum dapat memprediksi sejauh mana ucapan 'tampang Boyolali' menggerus elektoral pasangan calon presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno di Pilpres 2019.

Menurut Pangi, perlu dilakukan mapping survei elektoral untuk mengetahui hal tersebut. Perkiraan tidak cukup hanya berdasarkan asumsi, persepsi dan pikiran semata.

"Tapi memang perkataan Prabowo soal tampang Bayolali, memicu sentimen negatif, meski enggak ada maksud Prabowo merendahkan, menghina masyarakat Bayolali," ujar Pangi kepada JPNN, Senin (12/11)

Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting ini mengaku telah melihat video perkataan calon presiden nomor urut 02 saat berada di Boyolali, beberapa waktu lalu.

"Dari apa yang saya lihat, sebutan tampang Boyolali hanya bercandaan Prabowo. Namun ketika digoreng sentimennya menjadi negatif, maka sedikit banyak mengembosi elektabilitas Prabowo khususnya di Bayolali," katanya.

Menurut Pangi, masyarakat ikut terpancing, tergiring dan terpengaruh antipati, ketika candaan tampang Boyolali terus dipolitisasi. Akibatnya, sangat terbuka kemungkinan banyak masyarakat Boyolali memutuskan tidak memilih Prabowo-Sandi nantinya.

"Tapi, masa kampanye kan masih enam bulan ke depan. Opini masyarakat terutama yang belum menentukan pilihan masih dapat berubah sewaktu-waktu. Tergantung dua kubu yang bertarung di pilpres untuk meyakinkan masyarakat," pungkas Pangi.(gir/jpnn)


Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago belum dapat memprediksi sejauh mana ucapan 'tampang Boyolali' menggerus elektabilitas Prabowo


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News