Candi Borobudur Harus Dipasang Payung? Para Akademisi Bersuara 

Candi Borobudur Harus Dipasang Payung? Para Akademisi Bersuara 
Taman Wisata Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. ilustrasi Foto :Antara /HO-Birkom Kemenparekraf

Oleh karena itu, pemasangan chattra pada stupa utama Candi Borobudur adalah sesuatu yang sangat bisa dipertanggungjawabkan dari sisi Buddhisme. Kemudian setelah dipasang, juga ada satu hal yang tidak boleh dilupakan, yaitu upacara untuk meng-abhiseka ulang Candi Borobudur secara paripurna dengan chattra yang baru dipasang tersebut.

"ini tentunya harus dilakukan berdasarkan prosedur yang bisa dipertanggungjawabkan dan bisa ditelusuri keabsahan silsilahnya hingga ke Sang Buddha dan memiliki akar budaya bangsa Indonesia sendiri,” sebutnya.

 Hendrick Tanuwijaya menyampaikan chattra adalah simbol dari 'cakrawatin' atau pemimpin yang bisa menyejahterakan rakyatnya secara duniawi dan spiritual. Menurut dia, kalau chattra terpasang maka akan menjadi spirit kuat dalam rangka menyongsong Indonesia Emas 2045. 

"Kami akan menjadi anak muda emas dalam istilah Buddhis. Kami sebut Cakrawatin Emas menuju kejayaan," ujarnya.

Dengan menaikkan chattra di Candi Borobudur, terang Hendrick, sejatinya menjadi simbol tekad umat untuk mencapai cita-cita Indonesia emas. Karena perlu simbol dan barang yang nyata. 

"Dengan dipasangnya chattra melambangkan bahwa Borobudur bukan monumen mati. Namun, monumen hidup yang bisa digunakan dan juga sebagai pusat peradaban," pungkas Hendrick. (esy/jpnn)

Candi Borobudur haruskah diipasang Chattra atau payung? Para akademisi dan pakar bersuara 


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News