Cannsatter Volkfest, Festival Musim Panen Jerman yang Terinspirasi Letusan Gunung Tambora

Harus Kenakan Dresscode, Tak Boleh Merokok di Tenda

Cannsatter Volkfest, Festival Musim Panen Jerman yang Terinspirasi Letusan Gunung Tambora
Cannsatter Volkfest, Festival Musim Panen Jerman yang Terinspirasi Letusan Gunung Tambora

Letusan gunung itu menyebabkan iklim dunia berubah. Jerman saat itu mengalami musim dingin terpanjang. "Volcanic winter, salju turun hingga Mei," lanjutnya.

Setelah itu, musim panas tak kunjung datang. Hal ini berlangsung dua tahun. "Rakyat Jerman saat itu benar-benar dalam kondisi buruk, kelaparan di mana-mana karena pertanian tidak menghasilkan sama sekali," tambahnya.

Pagebluk pangan itu berlangsung hingga tiga tahun. Pada 1818, kondisi iklim di Jerman mulai normal kembali dan lahan pertanian berangsur-angsur dapat ditanami. Pada September 1818, masa panen pertama setelah tiga tahun paceklik pangan disambut suka cita warga Jerman.

Mayor Wurtemberg saat itu, Raja Wilhem, dan Ratu Katarina merayakan masa panen sebagai ucapan rasa syukur atas terlewatinya masa krisis pangan. Perayaan panen raya itu kemudian dinamai Cannstatter Volkfest. "Sejak itu Cannstatter Volkfest digelar setiap tahun hingga sekarang," terang Hoffman.

Festival Cannstatter erat hubungannya dengan Indonesia. Jika saja pada 1815 Gunung Tambora di Sumbawa tidak meletus, mungkin festival rakyat terbesar

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News