Cara Mudah Menurunkan Risiko Kanker Leher Rahim

Cara Mudah Menurunkan Risiko Kanker Leher Rahim
Ilustrasi. MS V. Foto Women Health

jpnn.com - Kanker leher rahim atau kanker serviks merupakan penyakit kedua mematikan di dunia setelah kanker payudara pada wanita.

Leher rahim atau serviks adalah bagian dari saluran reproduksi wanita yang menghubungkan vagina dengan rahim atau uterus.

Kanker tidak hanya terjadi pada golongan tertentu. Kanker bisa menyerang setiap wanita, tanpa memandang usia, terutama para wanita yang aktif melakukan hubungan seksual dengan berganti pasangan tanpa alat pengaman seperti kondom.

Kanker serviks disebabkan oleh human papillomavirus (HPV). Ini merupakan sekumpulan virus yang menyerang sel epitel kulit dan membran mukosa yang terdapat pada daerah kelamin. Virus HPV sangat umum ditularkan melalui hubungan seksual dengan kontak langsung antara kelamin, yang disertai pertukaran cairan tubuh.

Pada tahap awal, kanker serviks seringkali tidak menimbulkan gejala yang tampak jelas. Bahkan bisa dikatakan bahwa kemungkinan tidak ada tanda-tanda hingga memasuki stadium akhir.

Namun, secara umum biasanya terdapat pendarahan di luar siklus normal, seperti menstruasi atau setelah menopause. Perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut seperti pap smear untuk mencari tahu, apakah ada sel abnormal pada leher rahim atau tidak.

Meski begitu, bukan berarti mengalami pendarahan atau terdapat sel abnormal sudah pasti menderita kanker. Masih ada pemeriksaan lain seperti colposcopy atau kolposkopi, biopsi kerucut, tes darah, pemeriksaan organ panggul, CT Scan, MRI Scan, PET Scan dan lainnya. Kanker serviks yang dideteksi dini bisa membantu meningkatkan keberhasilan pengobatannya.

Penyakit yang menyerang organ reproduksi wanita ini memang terdengar menyeramkan. Namun, Anda masih bisa mencegahnya dengan beberapa hal. Sebagai langkah pencegahan penularan virus yang menyebabkan kanker serviks, Anda dianjurkan untuk mendapatkan vaksinasi HPV.

Cara ini disebut bisa meminimalisirdari resiko terkena penyakit kanker leher rahim bila dilakukan secara rutin.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News