Cari Resep yang Mahal

Oleh Dahlan Iskan

Cari Resep yang Mahal
Dahlan Iskan di sebuah gym di Los Angeles, Amerika Serikat. Foto: disway

Tapi kota–kota ini di tengah padang praire. Ke mana cari resep?

Petugas apotek itu akhirnya baik hati. Saya, katanya, bisa ke walk-in clinic. Di sebelah Starbucks. Sekitar 1 mil jauhnya. Bisa minta resep di sana.

Ketemu. Klinik itu buka. Tapi  ternyata tidak bisa memberi resep. Jenis obat saya ini resepnya harus khusus. Harus dari dokter tertentu. Saya diberi alamat: First Clinic. Di tengah kota.

Nyetir mobil di tengah kota harus waspada. Biar pun jarang ada mobil lewat. Di  perempatan sering ada tanda ‘STOP’. Warna merah.

Kita harus memberhentikan mobil. Sampai benar-benar berhenti. Baru boleh jalan lagi. Padahal tidak ada mobil sama sekali.

Kota ini sepi… Sepuluh menit lagi pun belum tentu ada mobil lewat. Tapi harus patuh. Harus berhenti di tanda itu.

Sering juga ada tanda perubahan kecepatan. Kita harus waspada. Asyik-asyik nyetir dengan kecepatan 60 km/jam tiba-tiba harus jadi 30 km/jam: ada sekolah di pinggir jalan itu.

Akhirnya saya temukan klinik tersebut. Di sebelah dua gereja yang berseberangan letaknya maupun alirannya.

Apa pun gampang hilang bersama saya: buku, jaket, topi, sepatu, bahkan jabatan. Itu ada baiknya: bisa selalu belajar mengikhlaskan apa saja.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News