Cat Rambut

Oleh Dahlan Iskan

Cat Rambut
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Peluh Giuliani pun meleleh. Lho kok warna peluh itu hitam. Meleleh dari arah godeknya. Jelas sekali. Sampai ada wartawan yang lebih tertarik ke lelehan hitam itu daripada ke kengototannya membela Trump.

Lelehan itu pun difoto dari jarak pendek. Terlihat jelas ada lelehan hitam di situ.

Maka para ahli politik menyingkir dari arena perdebatan. Topik rambut tidak menarik bagi mereka.

Namun bagi para ahli penata rambut itu persoalan lebih penting daripada siapa yang harus masuk Gedung Putih. Maka mantan wali kota New York yang legendaris berkat peristiwa 9/11 itu pun beralih jadi objek diskusi soal cat rambut.

Tidak mungkin Giuliani menggunakan cat rambut yang mudah luntur seperti itu. Ia kan salah satu orang terkaya di Amerika.

Apalagi sehari sebelumnya terungkap rahasia ini: untuk membela Trump itu Giuliani minta bayaran yang sangat mahal. Perkaranya berat: membalik kekalahan menjadi kemenangan.

"Giuliani minta bayaran satu hari USD 20.000 dolar," tulis New York Times. Itu sekitar Rp 300.000.000/hari.

Giuliani bukan pengacara sembarangan. Ia jenis pengacara yang tahu bagaimana harus bersikap seandainya di perkara itu kalah bukti.

Kalau kalah bukti harus menang di saksi. Kalau kalah di saksi harus menang di bukti. Kalau kalah keduanya harus menang dalam gebrak meja.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News