Catatan Ketua MPR: Mewaspadai Gejala Resesi Ekonomi dengan Bijaksana

Oleh: Bambang Soesatyo

Catatan Ketua MPR: Mewaspadai Gejala Resesi Ekonomi dengan Bijaksana
Ketua MPR Bambang Soesatyo alias Bamsoet mengingatkan Indonesia tidak boleh lengah dan mewaspadai gejala resesi ekonomi dengan bijaksana. Foto: Dokumentasi Humas MPR RI

Sangat penting untuk mendorong peningkatan konsumsi masyarakat (dalam negeri) sebagai bagian dari strategi merawat pertumbuhan ekonomi.

Faktor ketiga yang juga sangat strategis adalah kerja keras dan lebih bersungguh-sungguh dalam upaya memperkecil defisit produksi tanaman pangan di dalam negeri, khususnya beras.

Ketika pemerintah sudah berinsiatif untuk impor tiga juta ton beras pada tahun 2024 ini menjadi pertanda sangat jelas bahwa produksi beras di dalam negeri defisit sehingga tidak dapat memenuhi permintaan atau kebutuhan masyarakat.

Rencana impor beras itu jangan sampai mengendurkan semangat untuk mewujudkan kemandirian pangan, khususnya produksi beras.

Ingat bahwa rencana atau komitmen impor itu dibuat ketika dunia sedang menghadapi ketidakpastian saat ini.

Artinya, komitmen impor itu bisa berubah setiap saat, karena setiap negara produsen pada akhirnya akan memprioritaskan kebutuhan dalam negerinya sendiri.

Di tengah keluhan tentang naiknya harga beras premium, Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengemukakan bahwa stok beras Bulog saat ini sekitar 1,4 ton juta dan dapat memenuhi kebutuhan nasional hingga Juni 2024.

Kalau skenarionya berjalan lancar, akan ada tambahan stok beras nasional sekitar 3,5 juta ton hasil dari panen bulan Maret mendatang.

Ketua MPR Bambang Soesatyo alias Bamsoet mengingatkan Indonesia tidak boleh lengah dan mewaspadai gejala resesi ekonomi dengan bijaksana

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News