Catatan Ketua MPR RI: Antisipasi Bencana di Tengah Pandemi

Oleh: Bambang Soesatyo

Catatan Ketua MPR RI: Antisipasi Bencana di Tengah Pandemi
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo atau Bamsoet sampaikan catatan terkait potensi bencana, Senin (2/8/2021). Foto/ilustrasi: Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Alam semesta sedang menghadirkan fenomena yang tidak bersahabat. Belajar dari pengalaman dan peristiwa bencana alam pada banyak negara di berbagai belahan dunia akhir-akhir ini, sangat layak jika Indonesia pun makin antisipatif.

Berada di kawasan cincin api (ring of fire) selalu ada potensi bencana. Maka sangat penting dan strategis jika semua pemerintah daerah bersama masyarakatnya mengenali potensi bencana di daerahnya masing-masing.

Suka tidak suka, harus diterima kenyataan bahwa tahun 2021 ini boleh jadi sebagai periode yang sangat berat bagi komunitas global. Penderitaan seperti tak berujung. Masih berselimut pandemi Covid-19 yang sudah memasuki tahun kedua, bencana alam telah menyergap banyak komunitas di berbagai negara, tak terkecuali Indonesia. Kalau Indonesia sudah mengalaminya beberapa bulan lalu, sejumlah negara baru mengalaminya beberapa hari terakhir ini.

Pada pekan kedua Januari 2021, beberapa kota dan kabupaten di Kalimantan Selatan diterjang banjir besar. Masih di pekan yang sama, bencana tanah longsor yang menelan korban jiwa terjadi di Desa Cihanjuang, Sumedang, Jawa Barat. Tak berhenti di situ, banjir bandang juga menyergap Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, pada pekan pertama April 2021. Bencana ini juga menelan korban jiwa.

Pada pekan terakhir Juli 2021, wilayah Tojo Una-Una di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) dua kali  diguncang gempa. Getaran gempa bermagnitudo 6,3 itu dirasakan warga di Poso, sehingga mendorong pasien Covid-19 berlarian menjauhi gedung rumah sakit (RS). Namun, Indonesia tidak sendirian.

Di Asia, Tiongkok dan India baru-baru ini juga dilanda bencana. India utara yang diguyur hujan lebat pada pekan ketiga Juli 2021 menyebabkan tanah longsor dan banjir bandang di dua negara bagian, dan menelan korban jiwa. Akibat banjir itu, mobil dan rumah hanyut di Dharamshala, di negara bagian Himachal Pradesh, Himalaya.

Bencana alam beruntun di Tiongkok bahkan tampak lebih mengerikan. Tak hanya diterjang banjir besar, beberapa wilayah di negara itu juga diamuk topan In Fa dan badai pasir. Hujan lebat berhari-hari menyebabkan provinsi Henan diterjang banjir besar dan juga menelan korban jiwa pada 20 Juli 2021.

Bencana di negara tirai bambu berlanjut pada Minggu (25/07), ketika angin topan In-fa memicu hujan lebat dan banjir besar di seluruh wilayah Shanghai. Di hari yang sama, badai pasir besar melanda Kota Dunhuang. Badai pasir itu menyapu dinding bangunan tinggi hingga sekitar 100 meter di atas kota di Provinsi Gansu, di tepi Gurun Gobi.

Bamsoet menilai peningkatan aktivitas gunung api hingga potensi gempa dan tsunami di wilayah selatan Jawa perlu diwaspadai.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News