Catut Nama Gus Dur, PKB Dinilai Tak Etis

Catut Nama Gus Dur, PKB Dinilai Tak Etis
Catut Nama Gus Dur, PKB Dinilai Tak Etis

jpnn.com - JAKARTA - Mantan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Khatibul Umam Wiranu, menilai PKB pimpinan Muhaimin Iskandar melakukan tindakan tak etis dengan menggunakan gambar dan jargon almarhum KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) untuk kepentingan kampanye 2014.

Dikatakan, semua orang mengetahui bahwa tahun 2009 PKB Pimpinan Muhaimin melakukan kesalahan besar dengan mencopot KH Abdurrahman Wahid dari posisinya sebagai Ketua Umum Dewan Syuro DPP PKB.

"Sehingga penggunakan atribut, simbol-simbol, panji-panji, serta bendera yang terkait derngan nama KH Abdurrahman Wahid, secara etis sudah tidak lagi bisa digunakan oleh PKB pimpinan Muhaimin," kata Khatibul Uman di Jakarta, Kamis (26/12).

Karena itu, pihaknya menilai protes dan keberatan Zannuba Arifah Chafsoh atau Yenny Wahid, terhadap PKB pimpinan Muhaimin Iskandar yang memasang gambar Gus Dur, sekaligus menjadikan tema utama kampanyenya "PKB penerus perjuangan Gus Dur" harus diperhatikan dan dilaksanakan.

Protes Yenny Wahid, menurutnya harus dimaknai sebagai ketidaksetujuan keluarga Gus Dur terhadap tata cara kampanye PKB Muhaimin sekarang ini.

Diingatkannya, tidak ada yang bisa menghapus catatan sejarah bahwa KH Abdurrahman Wahid merupakan salah satu deklarator PKB selain empat deklarator lainnya. Tetapi juga tak bisa terhapus, bahwa Gus Dur diturunkan dari posisinya sebagai Ketua Umum Dewan Syuro oleh PKB Muhaimin.

Oleh karena itu, jika hendak menggunakan simbol-simbol Gus Dur, maka seharusnya Muhaimin meminta izin kepada keluarga, melalui ibu Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, atau putrinya Yenny Wahid.

"Tanpa izin mereka, PKB Muhaimin tidak punya hak moral dan etis untuk menggunakannya," tandas Anggota DPR RI yang kini dari Fraksi Partai Demokrat itu. (fat/jpnn)

JAKARTA - Mantan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Khatibul Umam Wiranu, menilai PKB pimpinan Muhaimin Iskandar melakukan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News