Cegah Penyakit Ginjal dengan Deteksi Dini PGK

Cegah Penyakit Ginjal dengan Deteksi Dini PGK
Para pembicara pada kegiatan edukasi kesehatan ginjal dan skrining Penyakit Ginjal Kronik (PGK) kepada masyarakat di Kantor Wali Kota Kota Administratif Jakarta Timur, Kamis (3/10). Foto: Dok. Project Sunrise

jpnn.com, JAKARTA - Sebanyak 400 warga masyarakat mengikuti kegiatan edukasi kesehatan ginjal dan skrining Penyakit Ginjal Kronik (PGK) di Kantor Wali Kota Kota Administratif Jakarta Timur, Kamis (3/10).

Kegiatan yang diusung dengan Project Sunrise ini merupakan kegiatan kerja sama antara Dinkes Provinsi DKI Jakarta, Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) dan Fresenius Medical Care. Pemerintah Kota Jakarta Timur sebagai tuan rumah lokasi pilot project ini mendukung penuh kegiatan pencegahan PGK ini. Hal ini dapat dilihat dengan kehadiran wali kota dan struktural yang membuka langsung kegiatan ini. 

Ketua Umum PB Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PB PERNEFRI) Aida Lydia mengatakan PGK dapat berkembang menjadi kondisi gagal ginjal tahap akhir jika tidak tertangani dengan baik, dan menyebabkan berbagai komplikasi bahkan kematian. Jika seseorang memasuki stadium akhir dari penyakit ginjalnya, maka ia akan membutuhkan suatu terapi pengganti ginjal di antaranya hemodialisis, peritoneal dialisis atau transplantasi ginjal. 

Data Indonesian Renal Registry (IRR) tahun 2017, menunjukkan jumlah pasien aktif yang menjalani hemodialisis sebanyak 77,892 orang, sementara pasien baru adalah 30,843 orang. Dampak ekonomi yang ditimbulkan sangat besar. Hal ini dapat dicegah dengan deteksi sedini mungkin.

Menurut Aida, pencegahan penyakit ginjal memiliki arti penting untuk menekan insiden penyakit ini yang meningkat tiap tahunnya. Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan persentase penyakit ginjal kronis (PGK) masih tinggi yaitu sebesar 3,8 persen, dengan kenaikan sebesar 1,8 persen dari tahun 2013. 

Beban negara akibat PGK pun amat besar, data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di tahun 2017 tercatat 3.657.691 prosedur dialisis dengan total biaya sebesar 3,1 Triliun rupiah, merupakan pengeluaran nomor tiga tertinggi setelah penyakit jantung dan kanker. 

Hal ini seiring dengan fakta yang terjadi di dunia saat ini, yaitu meskipun kebijakan dan strategi nasional untuk Penyakit Tidak Menular (PTM) atau Non-Communicable Diseases (NCD) secara umum ada di banyak negara, kebijakan spesifik yang diarahkan pada skrining, pencegahan dan pengobatan penyakit ginjal masih dirasakan kurang memadai. 

Penyebab Gagal Ginjal

Sebanyak 400 warga masyarakat mengikuti kegiatan edukasi kesehatan ginjal dan skrining Penyakit Ginjal Kronik (PGK).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News