Cerita Dua Wanita Cantik Spesialis Gawat Darurat

Cerita Dua Wanita Cantik Spesialis Gawat Darurat
Eza Firda (kiri) dan Yanti, dua petugas pelayanan gawat darurat di Depok City Operation Room, Lantai 5 Balai Kota Depok. Foto: Radar Depok

jpnn.com, DEPOK - Pemerintah Kota Depok memiliki Depok City Operation Room (DCOR), sebuah ruang kendali khusus yang salah satunya melayani panggilan gawat darurat.

Menjadi petugas di sana pasti bukan suatu pekerjaan yang mudah. Durasi kerja yang lama menjadi ujian ketahanan diri. Apalagi harus standby berjam-jam di depan layar komputer.

Eza Firda, salah satu petugas call centre 119 di ruang DCOR, salah satu yang tak mau menyerah. Dia ini spesialis yang melayani gawat darurat di bidang kesehatan. Mata dan telinganya harus fokus dan dipasang selama berjam-jam untuk melayani kebutuhan warga.

“Di 119 petugasnya ada 12 orang. Dalam 24 jam, kerjanya dibagi ke dalam 2 shift. Pertama dimulai pukul 07:30 WIB – 19:30 WIB. Shift kedua dimulai pukul 19.30 WIB – 07.30 WIB,” kata Eza kepada Radar Depok, Rabu (23/1).

Sebanyak 12 personel yang ada, terdiri dari empat pengemudi ambulans, empat bidan, dan empat perawat. Setiap tim akan bekerja selama 12 jam, dan memiliki waktu libur selama dua hari dalam seminggu.

(Baca juga yang ini: Menteri Perhubungan: Depok Belum Perlu Sistem Ganjil Genap)

Eza menjelaskan, Pemkot Depok hanya memiliki dua unit ambulans. Apabila masyarakat mengalami musibah dengan kategori berat di rumah atau perjalanan di sekitar Depok, maka warga tersebut terlebih dahulu menghubungi rumah sakit yang hendak dituju. Lalu, langkah kedua menghubungi 119.

“Jadi tugas kami hanya mengantar warga ke rumah sakit yang dituju. Tapi bisa juga pihak rumah sakit meminta kami mengantar pasien ke rumah sakit lain,” kata Eza yang juga berperan sebagai bidan.

Mereka menjadi pusat segala pelayanan gawat darurat. Selain stamina, kondisi psikologis juga harus mantap.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News