Cerita Keluarga Karim Dikepung Banjir, Bertahan di Atas Atap Melawan Dinginnya Hujan

Cerita Keluarga Karim Dikepung Banjir, Bertahan di Atas Atap Melawan Dinginnya Hujan
Karim (35) saat ditemui di rumah ibunya yang beralamat di RT 01 RW 04, Kelurahan Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur, Kamis (2/1). Foto: Aristo Setiawan/JPNN.com

"Jadi, bertahan di atas genting untuk menunggu bantuan," kenang Karim.

Namun, kata Karim, bantuan cukup lama datang ke rumah ibunya. Perahu karet berisi tim evakuasi tidak kunjung menjemput.

Saat kawasan Cipinang Melayu dilanda hujan lebat. Selama di atas atap, Karim berserta keluarga harus melawan udara dingin dan air hujan.

"Jadi, bertahan di tengah hujan deras, ya, bertahan di atas genting itu. Ada anak, ada ibu, saya kebetulan lagi bantu ibu, ada istri, saya, ada adik saya," ucap dia.

Anak dan ibunya menggigil menunggu bantuan. Mereka dibantu tetangga depan rumah ibunya untuk bertahan di saat genting.

Menurut Karim, sang tetangga melemparkan jaket hujan dan payung untuk anak dan ibunya. Sesekali, mereka melemparkan makanan untuk Karim sekeluarga.

Rumah tetangga Karim itu memang tingkat dua. Saat banjir melanda Cipinang Melayu, mereka bertahan di lantai dua.

"Kebetulan di depan rumah ibu saya, rumah mereka tingkat, akhirnya mereka yang melemparkan bantuan. Sebab, anak saya, kan, sudah menggigil kena hujan. Akhirnya mereka lemparin payung, jas hujan, makanan," ucap dia.

Akhirnya, Karim nekat menceburkan diri berenang menerjang banjir, menuju pos evakuasi. Namun, tubuhnya terbentur seng dan tembok rumah warga.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News