Cerita Para Pengajar Tentang Tantangan Dunia Pendidikan di Tengah Pandemi COVID-19

Cerita Para Pengajar Tentang Tantangan Dunia Pendidikan di Tengah Pandemi COVID-19
Anak sekolah daring. Foto: FFI

"Meski begitu kami tetap berusaha mengemas pembelajaran mirip seperti saat tatap muka di kelas," terangnya.

Karena itulah tenaga pendidik dituntut untuk melakukan terobosan dan kreatif dalam menjalankan proses pembelajaran jarak jauh ini.

Kemudian untuk mendukung semua itu, pemerintah telah berupaya hadir melalui beberapa program yakni, Bantuan Kuota Data Internet bagi tenaga pendidik dan peserta didik.

Kementerian Pendikan dan Kebudayaan telah memberikan Bantuan Kuota Data Internet kepada 1,9 juta guru, 166 ribu dosen, 3,8 juta mahasiswa, dan 29,6 juta siswa sekolah, sejumlah 100 GB yang dialokasikan 50 GB setiap bulannya.

Kuota internet ini bisa dimanfaatkan oleh setiap jenjang pendidikan, baik negeri maupun swasta. Sebanyak 35,5 juta pendidik dan peserta didik di seluruh Indonesia telah menerima manfaat ini sejak September 2020 lalu.

Menurut data survei dari Lembaga Arus Survei Indonesia (Oktober 2020), Sebanyak 85,6% responden menilai bahwa program Bantuan Kuota Data Internet ini meringankan beban ekonomi orang tua pelajar/mahasiswa dalam membeli paket internet.

“Sebelum ada bantuan kuota internet, kondisi sangat sulit dan terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan harus pintar mengatur keuangan keluarga dan menyisihkan agar kebutuhan kuota internet terpenuhi. Setelah ada bantuan sangat meringankan beban pengeluaran sehari-hari," kata Arya.

Begitu pula dengan Deswita, ia mengaku harus mengatur ulang perencanaan keuangan keluarganya saat masa pandemi COVID-19, yang saat itu kebutuhan primer dan biaya internet menjadi prioritasnya.

Pandemi menghilangkan proses pembelajaran tatap muka dan menggantikannya dengan proses pembelajaran jarak jauh (daring).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News