Cerita Penjahit Baju Adat Banjar yang Dikenakan Presiden Jokowi

Cerita Penjahit Baju Adat Banjar yang Dikenakan Presiden Jokowi
Kamalhudi (61) di tempatnya bekerja, di Istana Busana Mawar, KM 4 Banjarmasin. Foto: Wahyu Ramadhan/Radar Banjarmasin/JPNN.com

"Siapa yang tidak senang ketika karya kita dipakai oleh seorang Kepala Negara. Apalagi, kostum yang dipakai merupakan kostum adat khas Banjar," ujarnya kepada Radar Banjarmasin (Jawa Pos Group) Jumat (18/8) pagi, di toko tempat ia bekerja.

Kamal menuturkan, proses pembuatan kostum diselesaikan dalam waktu lima hari. Selama lima hari, lelaki berkacamata ini mencurahkan segala kemampuan serta waktunya.

Beruntung, sang utusan yang datang dan memesankan kostum cukup detil menjelaskan bagaimana kostum yang harus ia buat, lengkap dengan ukurannya.

"Saya benar-benar paham kostum seperti apa yang diminta. Alhamdulillah tak menemukan kesulitan sama sekali. Padahal biasanya, untuk membuat kostum adat khas Banjar lengkap dengan laung, baju lapis, sabuk, hingga pernak-pernik lainnya, bisa memakan waktu sampai sepuluh hari," jelasnya seraya tersenyum.

Menjahit, bukanlah hal yang baru digeluti Kamal. Darah penjahit diturunkan dari sang ayah. Meski begitu, Kamal belajar menjahit secara otodidak.

Dia juga pernah menjadi penjahit keliling pada tahun 1975. Dia melanglang ke berbagai daerah seperti Samarinda, Jakarta, hingga akhirnya kembali ke Banjarmasin.

"Dalam hal menjahit, saya banyak melihat dari ayah, tepat ketika berumur limabelas tahun," ungkap lelaki yang mengaku rajin membuka referensi kostum dan pakaian terbaru agar tak ketinggalan tren.

Berbekal dari pengalaman tersebut, ia dianggap seorang penjahit yang mumpuni. Presiden Joko Widodo bukan yang pertama kali.

Presiden Jokowi mengenakan pakaian adat khas Banjar dan tenun pagatan saat Upacara HUT Kemerdekaan RI ke72 di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (17/8).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News