Cerita dari Muslim Italia tentang Menyambut Ramadan pada Masa Lockdown

Cerita dari Muslim Italia tentang Menyambut Ramadan pada Masa Lockdown
Seorang pemilik restoran di Roma, Ezio Di Carlo mengolah pasta untuk membuat genocchi. Ramadan biasanya menjadi momen bagi pengusaha restoran meraih untung lebih besar. Foto: REUTERS

jpnn.com, MILAN - Umat Islam di berbagai negara mulai melaksanakan puasa Ramadan pada Jumat (24/4) ini. Di Italia, umat Islam harus menjalani puasa Ramadan dalam situasi penguncian diri (lockdown) akibat pandemi coronavirus disease 2019 (COVID-19).

Kini, para ulama di Italia sedang mencari alat-alat baru untuk melibatkan sekitar 3 juta muslim di Negeri Piza itu menjalankan ibadah Ramadan secara daring. Sekitar 5 persen populasi Italia adalah umat Islam.

Italia juga memiliki hampir 1.100 masjid. Namun, sebagaimana tempat ibadah agama lainnya, masjid di Italia juga ditutup sementara untuk publik karena lockdown yang akan berlangsung setidaknya hingga 4 Mei mendatang.

Ramadan di Italia kali ini pun akan dituntaskan dalam isolasi dengan streaming internet yang masif. Khotbah Jumat maupun pengajian selama Ramadan akan disiarkan secara online melalui media sosial.

“Khotbah Salat Jumat selama Ramadan akan disalurkan di Facebook untuk menjangkau seluruh umat di rumah mereka. Pengajian dan acara-acara bersama untuk refleksi juga akan disiarkan secara daring," ujar Izzedin Elzir, seorang imam di Florence yang juga mantan ketua Persatuan Organisasi dan Komunitas Islam Italia.

Elzir mengatakan, selama masa sulit yang belum pernah terjadi sebelumnya itu, menjalani Ramadan di rumah bukannya tak melakukan apa-apa. “Ini saatnya menguji kehidupan kami dan hubungan dengan Tuhan serta tetangga kami,” katanya.

Ketua komunitas Muslim di Tuscany itu menyerukan seluruh umat Islam mencuci tangan lebih sering ketimbang situasi normal dan mematuhi aturan kesehatan yang dirilis pemerintah. “Allah meminta manusia menghormati-Nya, tetapi Dia juga meminta menjaga kehidupan manusia,” katanya.

Seorang imam di Napoli bernama Amar Abdallah menyatakan, internet dan media sosial digunakan untuk memperingatkan umat Islam bahwa tugas penting saat ini adalah tinggal di rumah dan mematuhi aturan dari negara. “Ini menjadi Ramadan yang tak biasa kami lakukan. Situasi di Italia saat ini dan dunia lainnya membutuhkan kita tetap tinggal di rumah dan mematuhi aturan," katanya.

Sekitar 5 persen dari populasi Italia saat ini beragama Islam. Di Negeri Piza itu juga terdapat sekitar 1.100 masjid.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News