China Dirikan Pusat Kursus Kejuruan Bagi Muslim Uighur

China Dirikan Pusat Kursus Kejuruan Bagi Muslim Uighur
China Dirikan Pusat Kursus Kejuruan Bagi Muslim Uighur

Diperkirakan satu juta orang ditahan

China Dirikan Pusat Kursus Kejuruan Bagi Muslim Uighur Photo: Murid dari etnis minoritas memberi salam penghormatan pada guru mereka di sekolah dasar di Propinsi Xinjiang yang mayoritas warganya dari etnis muslim Uighur. (Reuters)

Sejumlah kerabat yang tinggal di luar negeri juga mengatakan anggota keluarga  mereka di Xinjiang telah memutuskan hubungan dengan mereka karena ketakutan berkomunikasi dengan orang-orang di luar negeri dapat menimbulkan hukuman dari pihak berwenang.

Baru minggu lalu, Pemerintah Xinjiang mengubah undang-undang yang melegalkan penggunaan "pusat pelatihan kejuruan" untuk "mendidik dan mengubah" orang-orang yang dipengaruhi oleh paham ekstremisme, sebagai upaya nyata untuk menggagalkan penyelidikan internasional yang semakin meningkat atas penahanan tanpa dasar hukum.

Pemerintah China belum mengungkapkan berapa banyak orang yang ditahan, tetapi diperkirakan setidaknya beberapa ratus ribu dan mungkin lebih dari 1 juta orang warga etnis minoritas - kebanyakan orang Uighur - di Xinjiang telah diinternir di fasilitas penahanan massal, menurut serangkaian komisi dan laporan baru -baru ini.

Hu Xijin, editor tabloid milik Partai Nasionalis Komunis, Global Times dan seorang yang berpengaruh dalam upaya propaganda eksternal China, menggunakan akun Twitter-nya untuk mengklaim kalau jumlah tahanan "jauh lebih sedikit", tetapi mengatakan dia tidak berwenang untuk mengungkapkannya.

Sekitar 10 juta warga Muslim Uighur tinggal di Xinjiang dan mereka memiliki bahasa, agama dan budaya terpisah dari mayoritas penduduk Han di China.

Beijing telah lama mencoba untuk menggagalkan gerakan separatis di wilayah yang kaya sumber daya dan semakin khawatir tentang Muslim yang bepergian ke luar negeri ke Suriah dan negara-negara lain di Timur Tengah.

Serangkaian serangan teror di Xinjiang dalam beberapa tahun terakhir serta serangan senjata tajam berkala besar di sebuah stasiun kereta Yunnan selatan yang menewaskan 41 orang pada tahun 2014, dikaitkan oleh Pemerintah China dengan separatis Islamis.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News