China Dirikan Pusat Kursus Kejuruan Bagi Muslim Uighur

China Dirikan Pusat Kursus Kejuruan Bagi Muslim Uighur
China Dirikan Pusat Kursus Kejuruan Bagi Muslim Uighur

Pemerintah China untuk pertama kalinya merilis rincian dari jaringan 'pusat pelatihan kejuruan' yang mereka dirikan di ujung barat negaranya, yang oleh para aktivis diklaim sebagai kamp indoktrinasi politik bagi ribuan Muslim.

Pejabat tertinggi kedua Partai Komunis di provinsi Xinjiang, Shohrat Zakir, memaparkan keberadaan pusat pelatihan kejuruan itu dalam sebuah wawancara dengan media milik pemerintah China, Xinhua, dan mengatakan fasilitas itu diperlukan untuk melawan terorisme dan ekstremisme.

Dia menambahkan bahwa pusat pelatihan kejuruan itu telah membuat provinsi, yang dikenal sebagai Daerah Otonomi Xinjiang, menjadi aman dan stabil.

Shohrat Zakir – warga etnis Uighur yang memiliki kedudukan tinggi di Xinjiang - mengatakan pusat-pusat itu, "menghormati dan melindungi tradisi dan budaya dari berbagai kelompok etnis", dan mengklaim pusat-pusat tersebut menyediakan makanan bergizi "gratis", "pendidikan gratis", dan asrama yang dilengkapi dengan radio, televisi, dan fasilitas olahraga.

"Berbagai kegiatan seperti kontes pidato, menulis, menari, menyanyi dan olahraga diselenggarakan", kata Shohrat Zakir dalam laporan yang dimuat media Xinhua.

"Banyak peserta pelatihan mengatakan bahwa mereka sebelumnya terpengaruh oleh pemikiran ekstrimis dan tidak pernah berpartisipasi dalam kegiatan seni dan olahraga semacam itu, dan sekarang mereka telah menyadari bahwa kehidupan dapat menjadi sangat berwarna," kata Xinhua.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia dan organisasi yang mengadvokasi masyarakat Uighur di luar China mengklaim pusat-pusat itu - yang pertama kali dimunculkan pada tahun 2017 - secara sewenang-wenang telah menahan orang-orang yang tidak bersalah, terutama laki-laki, dan menjadikan fasilitas itu sebagai indoktrinasi politik.

Kantor berita Reuters mengatakan sejumlah mantan tahanan mengungkapkan kondisi di kamp sangat buruk, dengan narapidana mengalami pelecehan psikologis dan fisik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News