China Sewot Lihat Dalai Lama Dijamu di Amerika: Dia Separatis Bekedok Agama!
jpnn.com, BEIJING - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China mengecam pertemuan antara Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) untuk Keamanan Sipil, Demokrasi, dan HAM Uzra Zeya, dengan Dalai Lama ke-14 di New York.
"China dengan tegas menentang negara mana pun yang mengizinkan Dalai Lama melakukan kunjungan dengan dalih apa pun dan menentang pejabat pemerintah negara mana pun yang bertemu dengan Dalai Lama dalam bentuk apa pun," kata Mao Ning dalam konferensi pers di Beijing, Kamis.
Pada 21 Agustus 2024, Uzra Zeya bertemu dengan Dalai Lama ke-14 Tensin Gyatso yang tinggal di Dharamsala, India, karena melarikan diri dari ibu kota Tibet, Lhasa pada 1959 seusai kekalahan pemberontakan yang dipicu oleh gerakan revolusi anti-China dan anti-Komunis.
"Seperti yang diketahui banyak orang, Dalai Lama ke-14 bukanlah tokoh agama murni, apalagi tokoh anti-kekerasan dan perdamaian, dia diasingkan secara politik karena terlibat dalam kegiatan separatis anti-China dengan kedok agama," tambah Mao Ning.
Mao Ning menyebut pemerintah China telah mengajukan protes serius terhadap AS.
"Penunjukan apa yang disebut 'Koordinator Khusus AS untuk Masalah Tibet' juga merupakan campur tangan dalam urusan internal China. China tidak pernah mengakuinya," tegas Mao Ning.
Ia mendesak agar AS sepenuhnya memahami keseriusan dan sensitivitas isu-isu terkait Xizang (Tibet), menyadari sifat anti-China dan separatisme kelompok Dalai Lama, menghormati komitmen yang telah dibuat AS kepada China terkait isu-isu yang terkait dengan Xizang dan benar-benar menghormati kepentingan utama China.
"Selain itu kami meminta agar AS tidak mengizinkan Dalai Lama terlibat dalam aktivitas separatis politik di AS, tidak melakukan kontak dengan Dalai Lama dalam bentuk apa pun dan berhenti mengirimkan pesan yang salah kepada dunia," tambah Mao Ning.
Mao Ning mengatakan bahwa pemerintah China telah mengajukan protes serius kepada Amerika terkait kunjungan Dalai Lama
- Menkeu Sri Mulyani Buka-bukaan soal Nasib Ekonomi Indonesia pada 2025
- Pengamat Nilai Kritik 'The Economist' kepada Prabowo Tak Sesuai Kenyataan
- Kloning Javier
- Prabowo Pamer Kinerja Kabinetnya di Hadapan Pengusaha US-ASEAN, Begini Katanya
- Belum Resmi Jadi Presiden, Donald Trump Sudah Cari Gara-Gara dengan Negara BRICS
- 'Trump Effect' Bisa jadi Peluang Besar bagi Indonesia, Asalkan