CIA Jadi Penentu Urusan Haji Muslim Uighur Xinjiang

CIA Jadi Penentu Urusan Haji Muslim Uighur Xinjiang
Muslim Uighur di Tiongkok. Foto: Reuters

jpnn.com, BEIJING - Pemerintah Daerah Otonomi Xinjiang menyerahkan sepenuhnya urusan ibadah haji warga Muslim setempat ke Tanah Suci kepada Asosiasi Islam China (CIA).

"Rencana ibadah haji tahun depan tergantung CIA, apakah sudah dapat izin untuk melakukan perjalanan ke Mekkah, Arab Saudi, atau tidak," kata juru bicara Pemerintah Daerah Otonomi Xinjiang, Elijan Anayat, menjawab pertanyaan ANTARA Beijing melalui sambungan video, Rabu (18/11) malam.

Pada tahun ini CIA menangguhkan keberangkatan jamaah haji dari China, termasuk Xinjiang, terkait dengan pandemi COVID-19.

Penangguhan tersebut juga sesuai dengan kebijakan pemerintah Arab Saudi yang memang tidak memberikan izin kepada warga negara asing untuk menunaikan rukun Islam kelima itu.

Elijan membantah tuduhan pengekangan ibadah, termasuk ibadah haji, terhadap etnik minoritas Muslim Uighur yang merupakan penduduk mayoritas Xinjiang.

"Sejak tahun 1996 hingga 2019, tercatat 50.000 umat Islam Xinjiang yang berangkat ke Mekkah dengan menggunakan pesawat carter," ucapnya dalam telekonferensi terbatas di gedung utama Kementerian Luar Negeri China (MFA) di kawasan Chaoyangmen itu karena biasanya digelar di Pusat Pers Internasional Gedung Selatan.

Menurut dia, jamaah haji asal Xinjiang mendapatkan pelayanan istimewa dari pemerintah China selama di Tanah Haram, seperti pendampingan penerjemah, perawatan kesehatan secara rutin, dan pelayanan lainnya.

Dalam kesempatan itu, Elijan juga membantah tuduhan perusakan masjid karena yang sebenarnya dilakukan oleh pemerintahannya adalah justru pembangunan dan perbaikan.

Pemerintah Daerah Otonomi Xinjiang menyerahkan sepenuhnya urusan ibadah haji warga Muslim setempat ke Tanah Suci kepada Asosiasi Islam China (CIA).

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News