Circular Economy, Saatnya Sampah Diubah jadi Energi

Circular Economy, Saatnya Sampah Diubah jadi Energi
Menteri LHK Siti Nurbaya dan Menteri Energi, Lingkungan dan Pembangunan Belgia, Marie Christine Marghem. Foto: Ist

Sedangkan sisanya 7,5 persen sampah diolah dengan insinerator untuk menghasilkan panas.

Sampah yang dipilah terdiri dari metal, non-metal, kardus, kaca, plastik, elektronik sampah organik dan sampah untuk RDF.

''Yang menarik dari hasil observasi ini adalah sistem pengumpulan sampah mulai dari rumah tangga sampai jadi energi. Energi yang dihasilkan rata-rata dipakai sendiri untuk kawasan industri, bukan untuk masuk ke jaringan atau grid listrik umum,'' ujar Menteri Siti.

Dunia usaha, menurutnya, akan lebih baik menggunakan energi yang dihasilkan sendiri. Hal lain yang dipelajari adalah pengalaman Dufour dalam hal sistem pengumpulan sampahnya.

Di Indonesia, katanya, masih cukup rumit dengan menggunakan tipping fee, yang untuk pemerintah daerah juga bukan hal mudah mengaturnya.

''Namun di sisi lain ada yang bagus di Indonesia dan bisa lebih baik, karena kita sudah punya sistem pengumpulan melalui Bank Sampah,'' kata Menteri Siti.

Belajar dari pengalaman Belgia, dia pun melihat ada peluang bagus untuk Bank Sampah dalam melakukan tindak lanjut setelah pengumpulan sampah dari rumah tangga.

Saat ini sudah ada kurang lebih 5.244 Bank Sampah di 34 provinsi dan 219 kabupaten/kota di Indonesia.

Ada peluang bagus untuk Bank Sampah dalam melakukan tindak lanjut setelah pengumpulan sampah dari rumah tangga.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News