Citayam Fashion Week

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Citayam Fashion Week
Terowongan Kendal. Ilustrasi. Foto: Ricardo/JPNN

Fast food dan minuman ringan menjadi mode dan tren di seluruh dunia. Tidak ada ruang untuk berbeda.

Teknologi digital melahirkan fenomena baru. Ruang publik terbuka lebih lebar untuk berekspresi dan bereksistensi. 

Anak-anak muda dari generasi SCBD itu menjadikan Citayam Fashion Show sebagai ajang untuk unjuk diri dan menegaskan identitas serta standar mode mereka sendiri.

Siapa pun boleh menyinyir dengan menyebut mereka katrok maupun norak.

Akan tetapi, mereka sudah terbukti sukses melakukan dekonstruksi, pembongkaran, terhadap dominasi kalangan elite yang merasa menjadi pemimpin fashion dunia.

Modernisme mendikte orang menjadi seragam, sekarang era post-modernisme muncul ketika semua orang bebas mengekspresikan gaya dan eksistensinya.

Anak-anak SCBD itu bagian dari generasi post-modern yang berhasil menunjukkan budaya tandingan (counter culture) melawan budaya elitis yang hanya dikuasai oleh segelintir orang elite.

Bone, Kurma, Roy, dan Jeje, muncul sebagai ikon baru yang tidak kalah mentereng dengan ikon-ikon elite lainnya. (*)  

Fenomena Citayam Fashion Week tengah menghebohkan jagat maya. Ada juga yang menyebutnya sebagai Citayam Wave atau Citayam Fashion Show.


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Cak Abror

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News