Ciujung Meluap, Ngungsi di Tol Merak

Ciujung Meluap, Ngungsi di Tol Merak
Ciujung Meluap, Ngungsi di Tol Merak

Sementara itu, Tarji warga Kampung Karang Jati yang juga mengungsi di tol mengaku rumahnya terendam. Sehingga dirinya masih bertahan di tenda pengungsian karena kondisi rumahnya masih terendam. ’’Saya belum bisa pulang, air yang merendam di rumah saya masih 50 sentimeter,” ungkapnya.

Pantauan INDOPOS (grup JPNN) di Iokasi, pengungsi di tol sudah mulai resah karena belum ada bantuan dan mulai terserang penyakit. Di Iokasi pengungsian, warga tampak tidur dengan alas seadanya berupa tikar dan kasur yang dibawa mereka dari rumah.  

Di bagian Iain, dari ratusan pengungsi Tol Tangerang-Merak, warga mulai terserang penyakit, seperti bantuk, flu, dan gatal-gatal. Penyakit tersebut banyak diderita anak-anak.

Salah seorang warga Maemunah, 37, mengaku dirinya bersama suami dan anaknya yang berusia tiga tahun mengungsi di toI Tangerang-Merak sejak semaIam saat air Iimpahan sungai Ciujung menggenangi rumahnya.

"Di sini mengungsi sudah dari semalam, kemungkinan anak saya masuk angin karena menangis terus, makanya saat ini saya minta berobat," ujarnya.

Hal senada dikatakan Noni. Anaknya yang baru berusia 2 tahun mengalami flu akibat tinggal di tenda. "Kalau malam anginnya kencang, kemungkinan sakit akibat kedinginan," terangnya.

Sementara itu, hampir semua wilayah di Banten hingga kini diterjang banjir. Data yang dihimpun dari Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Banten dan Taruna Siaga Bencana (Tagana), hingga

18.00 WIB banjir di Kabupaten Serang terjadi di 14 kecamatan, yaitu Kecamatan Kopo, Cikande, Kibin, Kragilan, Binuang, Padarincang, Jawilan, Pamarayan, Tanara, Tirtayasa, Pontang, Petir, Bandung, Cikuesal, Cikande, dan  Tunjung Teja.

SERANG - Ratusan warga korban banjir di empat desa, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Banten mengungsi di sepanjang jalan Tol Tangerang–Merak,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News