Cium Tangan Kedua Orang Tua Saat Pergi Kerja, Omzet Puluhan Juta per Bulan
“Beliau bilang, “sini Gani, duduk! Bapak ingin bicara sama kamu”. Beliau berbicara kalau tidak punya biaya untuk menguliahkan saya. Itu sekitar tahun 2011," ungkapnya.
Ketika di bangku sekolah, tidak pernah terpikirkan bahwa ia akan menjadi seorang pengusaha. Apalagi Gani tidak pernah bersentuhan pada hal-hal yang berbau las, mesin, dan masalah interior.
“Dari zaman sekolah, saya tidak ada pikiran ke sana. Ini semua karena keadaan. Apalagi saat itu saya tidak pintar-pintar amat,” terangnya.
Karena keadaan itulah, Gani mulai mencoba segala macam usaha untuk membiayai perkuliahannya kala itu.
Tepat pada awal bulan Ramadan tahun 2011, dirinya mendapatkan ide untuk berjualan jajanan kering.
“Kebetulan, sepupu saya menawarkan jajan kering. Dari detik itu juga saya buat kartu nama, agar orang-orang mudah mencari saya. Saya memasuki satu per satu kantor-kantor di Kota Mataram untuk menawarkan jajan kering,” bebernya.
Dengan menurunkan gengsi dan rasa malunya, ia terus menerus berkeliling. Akhirnya ia bisa punya uang tabungan Rp 650 ribu.
“Alhamdulillah, saya tidak menyangka. Akan mendapatkan keuntungan sebanyak itu. Mendapatkan Rp 100 ribu saja, saya senangnya luar biasa. Dengan uang sebanyak itu, harus saya manfaatkan untuk biaya masuk kuliah saya,” terangnya.
Suara bising terdengar dari salah satu bengkel berukuran sedang di jalan Ade Irma Suryani, Monjok Culik, Kota Mataram, NTB.
- RichWorks Siap Memandu Ratusan Wirausaha Naik Kelas
- Dorong Usaha Kader Bertumbuh, Hima Persis Gelar Pelatihan Meta Ads
- Rahasia Sukses Alumni Prakerja di Pelatihan Cariilmu: Transformasi dari Ibu Rumah Tangga jadi Pengusaha Muda
- Dengan Skema Syariah BTN, Gen Z Hingga Wirausaha Kini Bisa Punya Rumah
- Alam Ganjar Temukan Prespektif Wirausaha Berbasis Kerakyatan dari Produsen Meja Biliar
- Agenda Kemendag dan LDII Tumbuhkan Wirausahawan Warung