Cium Tangan Kedua Orang Tua Saat Pergi Kerja, Omzet Puluhan Juta per Bulan
Setelah mencoba berwirausaha berjualan kue kering, ide di kepalanya pun tak lantas berhenti di sana.
“Setelah itu, saya sempat bermain ke kantor ayah saya, di Poldagri Kota Mataram. Di sana ada barang-barang bekas yang tidak digunakan,” jelasnya.
Dengan hanya melihat sisa-sisa kayu bekas dan triplek tersebut, dengan spontannya ia mendapatkan ide untuk membuat sebuah gerobak. Itu kemudian menjadi salah satu wadah pemasukan biaya perkuliahannya.
"Saya buatnya itu ketika habis tarawih. Jadi orang pulang tarawih saya malah sibuk dengan gergaji, itu saya lakukan hingga lebaran,” ungkapnya.
Dengan ukuran 2x50 cm, gerobak tersebut diisinya dengan beberapa macam mie, pop ice, dan bahan-bahan jus.
"Jadi uang yang saya dapatkan sebelumnya Rp 650 ribu itu saya gunakan semua untuk membuat gerobak, dan membeli persediaan jualan saya,” terangnya.
Semua itu tak dilaluinya dengan mudah. Uang yang didapatkannya hanya Rp 40 ribu hingga Rp 125 ribu dalam sehari.
Namun semua itu berubah. Ketika memasuki minggu kedua, omzet yang didapatkannya pun terbilang memuaskan.
Suara bising terdengar dari salah satu bengkel berukuran sedang di jalan Ade Irma Suryani, Monjok Culik, Kota Mataram, NTB.
- Bale Kreasi Berpotensi Membangun Ide Usaha Pemuda Nganjuk
- Kemnaker Terus Mendorong Balai Latihan Kerja Komunitas Jadi Inkubator Wirausaha
- RichWorks Siap Memandu Ratusan Wirausaha Naik Kelas
- Dorong Usaha Kader Bertumbuh, Hima Persis Gelar Pelatihan Meta Ads
- Rahasia Sukses Alumni Prakerja di Pelatihan Cariilmu: Transformasi dari Ibu Rumah Tangga jadi Pengusaha Muda
- Dengan Skema Syariah BTN, Gen Z Hingga Wirausaha Kini Bisa Punya Rumah